Microsoft Gelar Program Pelatihan dan Mentorship Kerja bagi Penyandang Disabilitas

Microsoft x Disabilitas

Talkshow “Berbagi Pengalaman Meniti Karir oleh Dewasa Autis” di acara Karya Tanpa Batas. (Foto: istimewa/youngster.id)

youngster.id - Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) 2020, Indonesia memiliki 22,5 juta penyandang disabilitas atau sekitar 5% dari total penduduk. Namun, pada Januari 2021, dari total 536.094 karyawan di 551 perusahaan yang mempekerjakan penyandang disabilitas, baru 4.453 di antaranya merupakan penyandang disabilitas.

Hal ini mendorong Microsoft berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk menggelar program pelatihan dan mentorship kerja bagi penyadang disabilitas. Termasuk berpartisipasi dalam acara ‘Karya Tanpa Batas’ gelaran Organisasi Aksi Solidaritas Era Kabinet Indonesia Maju (OASE), Kementerian Koperasi dan UKM, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, SMESCO, dan Perempuan Tangguh Indonesia untuk memperingati Hari Disabilitas 2022.

“Sebagaimana dunia kita diwarnai dengan keberagaman, diperlukan pula pemikir, kreator, dan inovator yang beragam, untuk dapat menjawab kebutuhan hidup yang berbeda. Kami percaya, keberagaman dan inklusivitas adalah kunci dari inovasi yang tidak terbatas,” kata Krishna Worotikan, CFO dan Diversity & Inclusion Lead Microsoft Indonesia dalam keterangannya, Kamis (22/12/202).

Untuk itu, Microsoft berkolaborasi dengan PT Panasonic Gobel Life Solutions Sales Indonesia menggelar rangkaian pelatihan kerja bagi penyandang disabilitas melalui program Microsoft Enabler.

“Dengan bergabungnya PT. Panasonic Gobel Life Solutions Sales Indonesia ke dalam komunitas Microsoft Enabler, maka diharapkan kedepannya dapat menjalankan kampanye internal untuk meningkatkan kesadaran dan keterlibatan dalam merekrut penyandang disabilitas, melakukan mentoring dan role shadowing, memberikan surat rekomendasi kerja bagi penyandang disabilitas, dan lain sebagainya,” katanya.

“Microsoft akan mendukung PT. Panasonic Gobel Life Solutions Sales Indonesia dalam membekali penyandang disabilitas dengan keterampilan teknologi yang dapat mendukung mereka di tempat kerja melalui berbagai pelatihan dan sertifikasi,” katanya.

Sementara itu, Direktur dari PT Panasonic Gobel Life Solutions Sales Indonesia Widyastama Nugraha mengatakan, pihaknya telah melakukan inisiatif-inisiatif yang mendukung penyandang disabilitas, seperti program internship, dukungan terhadap kemandirian penyandang disabilitas dalam berusaha, dan kontribusi sosial terhadap komunitas penyandang disabilitas.

“Seiring dengan perkembangan zaman, kami ingin menciptakan perubahan yang berdampak besar terhadap penyandang disabilitas dan untuk itu kami harus melakukan kolaborasi antar lembaga dan korporasi,” kata Widyastama.

Selain itu, bersama PT Disabilitas Kerja juga memperkenalkan program mentorship kerja bagi penyandang autisme dewasa serta menyelenggarakan workshop bagi 60 penyandang disabilitas bersama PT Sinergi Transformasi Digital.

Melalui program mentorship ini, sejumlah karyawan Microsoft Indonesia berkomitmen untuk memberikan mentoring bagi penyandang autisme dewasa terpilih. Termasuk di antaranya mengenai proses adaptasi di tempat kerja, serta pengembangan keterampilan teknis dan non teknis yang disesuaikan dengan minat dan keunggulan dari masing-masing penyandang autisme dewasa.

“Melalui program mentorship yang Microsoft luncurkan, saya berharap kita dapat memberikan dampak nyata kepada penyandang autisme; memungkinkan penyandang autisme menjadi bagian dari kelompok masyarakat yang produktif dan terberdaya,” kata Hasnita Taslim, Founder & CEO PT. Disabilitas Kerja.

Berdasarkan prediksi World Health Organization (WHO), 1 dari 160 anak di dunia menderita gangguan spektrum autisme, sedangkan jumlah penderita gangguan spektrum autisme di Indonesia diperkirakan mengalami peningkatan hingga 500 orang setiap tahunnya.

Banyak dari penyandang autisme dewasa sebetulnya memiliki kemampuan yang diperlukan bisnis, tetapi sekitar 80% dari mereka tidak berhasil mendapatkan pekerjaan. Situasi ini pun mendorong Microsoft untuk ikut membukakan ruang pengembangan diri bagi penyandang autisme dari aspek profesional kerja.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version