youngster.id - Belakangan ini, baik individu maupun perusahaan, menghadapi banyak kendala dalam mendapatkan fasilitas training online dengan konten beragam. Mulai dari biaya yang besar, keterbatasan tempat, hingga kesempatan untuk sharing knowledge yang minim. Itu dapat menghambat proses pengembangan diri secara profesional.
Khrisna Ramadan, Founder dan CEO Mikkha menuturkan, perusahaan pun terkadang mengeluhkan adanya kendala dalam melakukan pengembangan SDM karyawan, dengan jumlah karyawan yang cukup besar dan tersebar di berbagai lokasi.
Dengan demikian, budget yang dibutuhkan sangat besar dan kesulitan mencari trainer mumpuni dalam mengeksekusi kegiatan training.
“Melalui platform Mikkha, kami berharap dapat membantu mereka memanfaatkan peluang berbagi ilmu sehingga dapat memiliki penghasilan dengan mengajar secara online. Platform ini juga dapat menjadi one stop learning marketplace untuk profesional dan perusahaan,” ujar Khrisna melalui keterangannya, Selasa (19/5/2020).
Ia mengklaim, fitur yang terdapat pada Mikkha memudahkan pengguna dalam memberikan serta mendapatkan pelatihan terbaik dengan dukungan fungsi assesment. Juga memiliki kemampuan untuk berbagi dokumen di kelas dengan format doc, pdf, ppt, fitur berbagi konten, dan sesi interaktif live streaming yang memungkinkan pengguna dapat berbicara langsung antara trainer dan peserta.
Khrisna juga menegaskan, startup edutech ini memiliki sistem pembayaran yang terenkripsi sehingga membantu pengguna untuk memonetisasi konten. Siapa pun dapat menggunakan platform Mikkha, baik individu maupun organisasi, di mana dapat menghemat biaya pada infrastruktur teknis dalam menyampaikan training dan monitoring kepada seluruh karyawan secara interaktif live streaming, karena platform ini menyediakan alat untuk berkolaborasi dari lokasi yang berbeda.
Pada organisasi, internal trainer/instruktur dapat login, menjadwalkan dan menyampaikan kelas online secara real time ke sejumlah peserta tanpa batas di seluruh dunia dalam kelas training online pribadi. ”Kami menargetkan 1 juta pengguna dalam kurun waktu 2 tahun, semoga terget besar ini tidak terlalu muluk dan bisa kami capai. Tetap optimistis terhadap masa depan pertumbuhan ekonomi digital Indonesia, terlebih pada sektor pendidikan berbasis digital,” pungkas Khrisna.
STEVY WIDIA
Discussion about this post