youngster.id - Limbah mikroplastik banyak berasal dari keseharian masyarakat. Contohnya itu seperti penggunaan detergen, sabun cuci muka, bahkan pakaian yang kita gunakan juga turut berkontribusi menghasilkan limbah mikroplastik. Peduli akan hal itu, tiga Mahasiswa Universitas Indonesia berhasil menciptakan teknologi mikrofilter untuk mengurangi kandungan mikroplastik dalam air limbah.
Adalah Michael Ahli Teknik Perkapalan, Virginia Avrilla Teknik Lingkungan, dan Jilan Athaya Lubis Teknik Lingkungan. Mikrofilter yang dirancang oleh mahasiswa FTUI ini berupa berupa blok karbon yang memiliki pori-pori sangat kecil sehingga dapat menyaring 90% mikroplastik. Bahan-bahan yang digunakan pun untuk membuat mikrofilter sangat mudah ditemui, harganya murah, dan instalasinya tidak sulit.
“Menurut tim kami, permasalahan mikroplastik sudah menjadi permasalahan massal. Maka dari itu, dibutuhkan solusi yang juga dapat disebarkan secara massal,” tutur Virgi dikutip dari laman resmi UI baru-baru ini.
Limbah mikroplastik ada di sekeliling kita, salah satunya dapat ditemukan ketika melihat label pakaian, sering kita jumpai tulisan 100% nilon atau 100% poliester. Pakaian yang terbuat dari nilon dan poliester mengandung mikrofiber yang akan terlepas ketika dicuci. Dalam satu kali pencucian (6kg pakaian) menggunakan mesin cuci akan menghasilkan sebanyak 700.000 mikrofiber. Mikrofiber tersebut akan terbawa perairan yang kemudian dapat mencemari lautan.
Jika laut sudah tercemari, maka biota laut juga akan terkontaminasi mikroplastik. Sementara itu, nantinya manusia juga yang akan mengonsumsi ikan-ikan dari laut. Hal ini akan membentuk suatu rantai yang akan memberi dampak negatif. Maka dari itu tim FTUI ingin memutus rantai tersebut dengan menerapkan ide berupa mikrofilter untuk menyaring mikroplastik.
STEVY WIDIA
Discussion about this post