youngster.id - Menurut survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) jumlah pengangguran terbuka lulusan vokasi mencapai 1,8 juta orang atau 22% dari total penganggur di tahun 2022. Jumlah terbanyak adalah lulusan SMK, melampaui lulusan diploma 1, diploma 2, dan diploma 3. Fakta ini disebabkan oleh kesenjangan antara keterampilan siswa dengan kebutuhan industri, sehingga perusahaan masih kesulitan mendapatkan tenaga kerja.
Hal ini mendorong MultiIntegra Technology Group (MITG) berkolaborasi dengan SMKN 2 Depok Yogyakarta untuk meningkatkan kompetensi teknis (hard-skill) dan non-teknis (soft-skill) para siswa dalam menghadapi era otomatisasi digital dan transformasi bisnis.
Direktur Utama sekaligus Pendiri MITG Aloys Sutarto mengatakan, selama 20 tahun, MITG terus menjalin kerja sama dengan SMKN 2 Depok Yogyakarta melalui program Praktik Kerja Lapangan bagi siswa tahun terakhir sebagai bagian dari komitmen pengembangan SDM. Kini kerjasama itu ditingkatkan melalui dua program yaitu Kelas Industri untuk MITG dan Kelas Pembentukan Karakter MultiIntegra Goes to School yang dikembangkan melalui Business Building Academy.
“Kedua program ini diharapkan dapat meningkatkan kompetensi teknis (hard-skill) dan non-teknis (soft-skill) siswa SMKN 2 Depok Yogyakarta, untuk mempersiapkan mereka menghadapi era otomatisasi digital dan transformasi bisnis yang membutuhkan tenaga kerja kreatif, imajinatif, dan unggul dalam soft-skill, sehingga mereka lebih siap bekerja sesuai kebutuhan industri, khususnya di MITG,” kata Aloys dalam keterangannya, Rabu (28/8/2024).
SMKN 2 Depok Yogyakarta yang dahulu dikenal sebagai STM Pembangunan Yogyakarta (STEMBAYO) adalah SMK unggulan di Indonesia dengan program pendidikan empat tahun. Kepala Sekolah SMKN 2 Depok Yogyakarta, Dodot Yuliantoro, sepakat bahwa kerja sama ini perlu disesuaikan dengan perkembangan kebutuhan bisnis di industri, termasuk dalam menghadapi tantangan perubahan generasi yang terus berkembang.
“Kami menyambut positif kelanjutan kerja sama ini. Program ini sebagai jembatan bagi siswa untuk memasuki dunia kerja. Harapan kami, rekan-rekan di MITG terus memberikan masukan, mengenalkan budaya kerja industri MITG kepada guru pengajar dan siswa kami. Ke depannya, para guru dapat mengikuti pelatihan langsung di industri, dan sebaliknya ada instruktur dari MITG sebagai ‘guru tamu’ di sekolah,” katanya.
Di era otomatisasi digital dan transformasi bisnis ini, tantangan ke depan akan membutuhkan tenaga kerja yang lebih kreatif, penuh imajinasi, dan unggul dalam soft-skill. Hal ini akan membuat lulusan SMKN 2 Depok Yogyakarta lebih siap bekerja dan sesuai dengan kebutuhan industri, khususnya di MultiIntegra Technology Group.
STEVY WIDIA
Discussion about this post