youngster.id - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyebut ada satu juta spesies terancam punah akibat aktivitas manusia seperti perusakan habitat, eksploitasi berlebihan, dan perubahan iklim. Hilangnya keanekaragaman hayati dapat menimbulkan menurunnya produktivitas ekosistem, berkurangnya daya tahan terhadap tekanan lingkungan, dan berkurangnya kemampuan untuk menyediakan beragam kebutuhan ekosistem seperti udara dan air bersih.
Peduli akan hal itu, PT Asuransi MSIG Indonesia (MSIG Indonesia) melaksanakan dua kegiatan sebagai bagian dari kampanye proyek keberlanjutan. Yaitu Biodiversity Fun Class (BDFC) dan Penanaman Bakau.
“Sebagai perusahaan global, kami sangat peduli terhadap keberlanjutan. Sebagai perusahaan asuransi, kami berkontribusi terhadap masa depan bumi dengan melakukan hal-hal kecil yang berdampak bagi masyarakat, salah satunya melalui Biodiversity Fun Class ini,” kata Shikato Takeuchi Presiden Direktur MSIG Indonesia dalam keterangan pers, Jumat (19/5/2023).
Dia mengatakan, MSIG Indonesia menyadari banyak sekolah di daerah pedesaan mungkin tidak memiliki akses ke sumber daya dan kesempatan yang sama dengan sekolah di daerah perkotaan. Dengan mengadakan kelas ini di sekolah-sekolah di daerah pedesaan, anak-anak yang sebelumnya tidak memiliki kesempatan untuk belajar tentang pelestarian keanekaragaman hayati akan dapat dijangkau, terlepas dari lokasi atau status ekonomi mereka.
“Mereka berhak mendapatkan akses pendidikan yang berkualitas tentang pelestarian lingkungan,” ujarnya.
BDFC diadakan di tiga sekolah dasar, yaitu SDN Rancagong 01 Tangerang, SDN Grogol Selatan 05 Jakarta, dan SDN Karang Tengah 05 Bogor. Sedangkan penanaman bakau dilaksanakan di Desa Pantaibahagia, Kabupaten Muara Gembong, Bekasi, pada hari Sabtu, 13 Mei 2023.
Dalam inisiatif BDFC ini, MSIG Indonesia didukung oleh Gerakan Nasional Orang Tua Asuh (GNOTA), dan Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI). Para karyawan MSIG Indonesia juga terlibat menjadi sukarelawan sebagai pengajar untuk mendampingi total 172 siswa kelas 5 SD.
Tidak berhenti sampai disitu, MSIG Indonesia juga berpartisipasi dalam upaya penanaman hutan bakau di Muara Gembong, Bekasi.
Wakil Presiden Direktur MSIG Indonesia, Bernardus P Wanandi, mengatakan bahwa hutan bakau menyimpan karbon biru yang dapat menyerap emisi gas rumah kaca, sehingga dapat mengurangi dampak perubahan iklim.
“Selain itu, hutan bakau tidak hanya baik untuk lingkungan, tetapi juga untuk masyarakat, terutama yang tinggal di sekitar ekosistem hutan bakau. Dengan menanam dan melestarikan hutan bakau, diharapkan dapat mengantisipasi dan mengurangi dampak perubahan iklim yang menjadi perhatian utama perusahaan,” katanya.
Kegiatan penanaman ini didukung oleh Yayasan Sentral Rehabilitasi Mangrove (SRM). Menurut mereka, saat ini, hutan bakau di Kecamatan Muara Gembong tersisa sekitar 600 hektar dari kondisi sebelumnya seluas 10.481,15 hektar dan hampir 350 kepala keluarga kehilangan tempat tinggal.
Untuk berkontribusi dalam menyelamatkan daerah tersebut dari kerusakan lebih lanjut, MSIG Indonesia menyumbangkan 5.000 pohon bakau untuk ditanam. Kegiatan ini merupakan bagian dari perjalanan perusahaan untuk mencapai net-zero carbon emissions pada tahun 2050.
STEVY WIDIA