youngster.id - Laporan Google, Temasek, dan Bain bertajuk e-Conomy SEA 2019 memperkirakan, nilai ekonomi berbasis internet di Asia Tenggara mencapai US$ 100 miliar atau 1.418,7 triliun tahun ini. Indonesia menyumbangkan US$40 miliar dari total nilai ekonomi digital di Asia Tenggara yang diproyeksikan menembus US$100 miliar pada 2019.
Laporan e-Conomy SEA 2019 yang dirilis oleh Google, Temasek, dan Bain menyatakan bahwa perekonomian digital di Indonesia adalah yang terbesar dan tumbuh paling cepat di Asia Tenggara. Ukuran ekonomi digital di Indonesia diproyeksikan mencapai US$40 miliar atau Rp567,49 triliun pada 2019 dengan tingkat pertumbuhan tahunan (CAGR) sebesar 49%. Nilai ekonomi tersebut adalah akumulasi dari aktivitas di lima sektor ekonomi berbasis internet yaitu dagang-el, media daring, berbagi kendaraan (ride-hailing), wisata atau travel, dan layanan finansial.
Pemicu pertumbuhan pesat perekonomian berbasis internet di Indonesia adalah kompetisi yang keras antara perusahaan teknologi lokal dan luar negeri. Pertarungan antara dua pemain utama di sektor berbagi kendaraan yaitu Grab dan Gojek membuat pasar sektor tersebut tumbuh enam kali lipat dalam 4 tahun terakhir, sedangkan pertarungan antara pemain lokal seperti Tokopedia dan Bukalapak dengan perusahaan asal luar negeri seperti Shopee dan Lazada mendongkrak pasar dagang-el melonjak 12 kali lipat dalam 4 tahun terakhir.
Sektor lain yang dinilai berdampak besar pada perkembangan ekonomi digital di Indonesia adalah pembayaran digital. Dengan laju pertumbuhaan saat ini, Google, Temasek, dan Bain memperkirakan ekonomi digital Indonesia menembus US$133 miliar pada 2025.
Proyeksi atas nilai ekonomi tersebut menghitung transaksi (gross merchandise value/GMV) dari lima sektor, yakni e-commerce, berbagi tumpangan (ride-hailing), online media, online travel agent, dan layanan finansial. Berdasarkan kajian Google, Temasek, dan Bain, e-commerce masih menjadi sektor potensial dari ekonomi digital di Asia Tenggara.
Pasar e-commerce diproyeksi meningkat empat kali lipat dari US$ 38,2 miliar tahun ini menjadi US$ 153 miliar pada 2025. Mayoritas pasar berasal dari Indonesia, yang nilainya diperkirakan naik dari US$ 21 miliar menjadi US$ 82 miliar.
STEVY WIDIA
Discussion about this post