youngster.id - OpenSea, marketplace NFT terkemuka mengumumkan akuisisi terhadap Rally, aplikasi mobile yang fokus pada perdagangan token dan manajemen portofolio on-chain. Langkah ini menjadi upaya OpenSea untuk membangun platform mobile-first yang menggabungkan NFT, token, hingga fitur Web3 lainnya dalam satu aplikasi terpadu.
“OpenSea telah mengakuisisi Rally. Pasang sabuk pengaman. Masa depan NFT dan perdagangan token ada di saku Anda,” tulis OpenSea dalam postingan di X baru-baru ini.
Nilai akuisisi tidak diungkap ke publik. Namun, terlihat dua Co-Founder Rally, Chris Maddern dan Christine Hall, telah bergabung ke jajaran eksekutif OpenSea. Maddern menjabat sebagai Chief Technology Officer (CTO), sementara Hall ditunjuk sebagai Chief of Staff.
Dalam postingan di X Maddern menulis, mereka sedang membangun produk yang mampu memperluas ekonomi on-chain bagi kreator, kolektor, dan trader. Visi utamanya adalah menciptakan platform yang mempertemukan NFT dan token sebagai dua entitas yang saling melengkapi, bukan bersaing.
“Kami ingin membuat perdagangan aset kripto lebih sederhana, lebih aman, dan lebih mudah dipahami. Pengalaman mobile akan jadi kunci, karena pengguna menghabiskan sebagian besar waktu mereka lewat smartphone,” ungkapnya.
Rally memulai perjalanannya sebagai aplikasi pelacak portofolio NFT dengan nama Floor. Startup ini berhasil menggalang pendanaan sebesar US$8 juta pada Juni 2022. Seiring waktu, mereka memperluas cakupan layanan ke sektor perdagangan token seperti memecoin dan melakukan rebranding menjadi Rally pada September 2024.
OpenSea menyebut bahwa akuisisi ini merupakan bagian dari visi mereka membangun everything app berbasis onchain, merujuk pada aplikasi serba bisa berbasis blockchain yang melampaui sekadar perdagangan NFT.
Selain itu, OpenSea juga berencana mengintegrasikan fitur keuangan terdesentralisasi (DeFi), kontrak derivatif seperti perpetual futures (perps), serta teknologi kecerdasan buatan (AI) ke dalam ekosistem mereka. Fokus utamanya tetap pada kesederhanaan penggunaan dan inklusivitas.
STEVY WIDIA
Discussion about this post