youngster.id - Orange Forum 2025 resmi dibuka dengan fokus utama mengurangi kesenjangan pendanaan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDG) yang diperkirakan mencapai triliunan dolar secara global. Forum ini mempertemukan lebih dari 300 investor institusional, pembuat kebijakan, regulator, dan pemimpin masyarakat sipil untuk mempercepat skema Orange Capital sebagai instrumen pendanaan inklusif bagi perempuan dan kelompok terpinggirkan di negara berkembang.
Forum yang digagas oleh Impact Investment Exchange (IIX) bekerja sama dengan Bursa Efek Indonesia (BEI), Kementerian PPN/Bappenas, serta Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia (DFAT) ini menargetkan mobilisasi pendanaan sebesar US$10 miliar hingga tahun 2030 untuk memberdayakan 100 juta perempuan, anak perempuan, dan minoritas gender di kawasan global selatan.
Dalam rangkaian acara, Indonesia menegaskan kepemimpinan melalui seremoni pemukulan lonceng penerbitan Orange Bonds dan Orange Sukuks PT Permodalan Nasional Madani (PNM) senilai sekitar US$980 juta, yang sekaligus menjadi penerbitan terbesar secara global untuk kategori Orange Bonds dan pertama untuk Orange Sukuks.
“Orange Movement membuktikan bahwa solusi yang berorientasi pasar dapat membantu menutup kesenjangan pembiayaan SDG, khususnya bagi perempuan dan komunitas rentan sebagai penggerak ekonomi,” ujar Prof. Durreen Shahnaz, Pendiri sekaligus CEO IIX.
Wakil Menteri PPN/Bappenas Leonardo Teguh Sambodo menyatakan bahwa Orange Bonds menjadi instrumen yang mampu menjembatani kebutuhan dampak lingkungan dan sosial secara bersamaan, sementara Direktur Pencatatan BEI I Gede Nyoman Yetna menegaskan komitmen BEI dalam memperkuat kapasitas investasi inklusif berbasis keberlanjutan.
Berbeda dari konferensi pembangunan konvensional, Orange Forum 2025 mengusung pendekatan aksi berbasis ekosistem yang mencakup kerangka regulasi, infrastruktur pasar, dan pengukuran dampak berbasis data untuk mempercepat akses modal dalam skala besar. (*AMBS)












Discussion about this post