youngster.id - Karya penelitian pelajar Indonesia mendapat penghargaan di ajang kompetisi ilmiah Intel International Science and Engineering Fair (Intel ISEF) di Los Angeles, Amerika Serikat.
“Kami merasa senang dan bersyukur atas capaian gemilang para pelajar Indonesia tersebut. Kami berharap pula generasi muda semakin mencintai dunia penelitian, apalagi sudah ada contoh pelajar yang mampu berprestasi di tingkat internasional seperti sekarang,” ujar Tri Nuke Pudjiastuti, Deputi Bidang IPSK LIPI.
Pelajar yang mendapat penghargaan utama (Grand Awards) adalah Latifah Maratun Sholikhah dari SMA Negeri 1 Teras, Boyolali, Jawa Tengah. Dia mendapatkan penghargaan sebagai 4th Place Grand Awards on Category of Social and Behavioral Sciences. Judul karya penelitian dari Latifah adalah Neglected Children: Case Study of Public Attitudes toward Children with HIV AIDS in 6 (Six) Sub-Districts in Surakarta.
Latifah sendiri merupakan pemenang pertama Bidang Ilmu Pengetahuan Sosial dan Kemanusiaan (IPSK) Lomba Karya Ilmiah Remaja (LKIR) Ke-48 Tahun 2016 yang diselenggarakan oleh LIPI.
Selain mendapat penghargaan utama, Latifah juga memperoleh penghargaan sebagai Honorable Mentions from American Physiological Association.
Pelajar lain yang mendapat penghargaan adalah dalam kategori Special Awards. Penghargaan tersebut diberikan kepada 3 pelajar dengan 2 karya penelitian, yaitu Azizah Dewi Suryaningsih dari SMA Negeri 1 Yogyakarta dengan karya penelitian Bamboo Forest as a Natural Levee of Pyroclastic Flows in Merapi Volcano. Azizah mendapatkan penghargaan Special Awards, Third Place from American Geosciences Institute.
Azizah sendiri merupakan pemenang pertama Bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian dan Kelautan (IPK) LKIR Ke-48 Tahun 2016.
Sedangkan Special Awards lainnya diperoleh Bagus Putra dan Made Prasanta dari SMA Negeri Bali Mandara, Indonesia. Keduanya menerima Special Awards, Third Place from American Meteorological Society. Karya penelitian mereka adalah Smart Digital Psychrometer for Forecasting Local Weather.
Mereka merupakan pemenang Medali Emas Olimpiade Peneliti Siswa Indonesia (OPSI) Tahun 2016 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) RI.
Ajang Intel ISEF kali ini melibatkan 1.778 pelajar dari 78 negara. Keikutsertaan LIPI dalam ajang ini dimulai sejak 2011.
Tahun ini, LIPI mengirimkan 5 karya penelitian, yang melibatkan 7 pelajar SMA sebagai finalis Intel ISEF, 2 pelajar SMA sebagai pengamat (observer) dan 1 siswa SMP yang juga merupakan perwakilan Indonesia di ajang Intel International Broadcom Master, yakni ajang pengenalan sains bagi remaja di bawah usia 15 tahun.
Para pelajar Indonesia dan seluruh peserta Intel ISEF memulai kompetisi sejak acara pembukaan pada Senin (15/5). Ajang Intel ISEF dibuka oleh Rosalind Hudnell (President Intel Foundation) dan Maya Ajmera (President and CEO Society for Science & the Public). Ajang ini juga melibatkan keynote speech Manu Prakash (Assistant Profeasor of Bioengineering Stanford University).
Tidak hanya kompetisi, rangkaian kegiatan Intel ISEF juga diisi dengan kegiatan lain, seperti Intel ISEF Alumni Entrepreneur Panel dan Excellence in Science and Technology Panel menghadirkan penerima Nobel dan peraih Fellow maupun medali di ajang inovasi teknologi. Tujuan kegiatan tersebut untuk menginspirasi remaja dari seluruh dunia untuk menekuni bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Di sela-sela ajang berlangsung, delegasi Indonesia juga melakukan kegiatan audiensi ke Konsulat Jenderal Los Angeles. Kemudian, ada pula sesi kegiatan Science Tour to Grifith Observatory.
Menurut Kepala Biro Kerja Sama, Hukum dan Humas LIPI, Nur Tri Aries S mengatakan, keikutsertaan Indonesia di ajang Intel ISEF adalah bentuk kerjasama antara pemerintah, pihak swasta, maupun pihak terkait dalam mendidik remaja Indonesia dengan memberikan mereka wawasan dan pengalaman internasional. “Semoga mereka dapat memberikan yang terbaik untuk bangsa. Garuda Jaya, Indonesia Juara,” tutupnya.
FAHRUL ANWAR
Discussion about this post