youngster.id - Perempuan Indonesia kini memiliki kesempatan yang sama dengan kaum pria dalam berbagai bidang, termasuk dalam bidang teknologi. Untuk itu Revolusi Industri 4.0 merupakan momentum untuk meningkatkan potensi kaum perempuan.
Monita Moerdani, Chief Marketing Officer DANA mengatakan, kehadiran teknologi digital seharusnya membuat perempuan Indonesia lebih berdaya guna. Sebab, teknologi yang ada saat ini sudah sangat membantu para perempuan untuk memanfaatkan menjadi peluang bisnis atau berkarya bahkan tanpa harus meninggalkan anak-anaknya di rumah.
“Literasi digital bagi kaum perempuan secara umum adalah bagaimana memanfaatkan teknologi tersebut dalam keseharian mereka. DANA mendukung hal ini dengan merancang program dan produk yang dibuat untuk mendorong perempuan Indonesia yang lebih mandiri serta bisa meningkatkan adopsi digital bagi perempuan yang lebih merata,” kata Monita dalam diskusi virtual bertajuk “DANA Kartinian: Woman with Impact”, Jumat (23/4/2021).
Menurut Monita, teknologi DANA dapat memetakan bukan hanya demografi pengguna, tapi juga jumlah mitra DANA Bisnis perempuan, rentang usia hingga kategori usaha perempuan. Hingga saat ini, dari total pengguna DANA yang telah mencapai 60 juta, jumlah pengguna perempuan tercatat tak kalah banyak dari jumlah pengguna pria. Sebanyak 82% dari pengguna perempuan berasal dari kalangan generasi Z dan milenial.
“Rata-rata perempuan menggunakan aplikasi DANA untuk kebutuhan transfer, pembelian pulsa, dan pembayaran tagihan. Sementara jumlah perempuan pengguna DANA Bisnis juga memiliki jumlah yang cukup tinggi dibandingkan pria, dengan 46% di antaranya adalah milenial. Tiga bidang usaha yang banyak digeluti oleh mitra DANA Bisnis perempuan di antaranya adalah kuliner, pakaian, health & beauty spa,” ungkapnya.
Sementara itu, Jentina Pakpahan, edukator sekaligus Founder & Director Youth Shine Academy and Youth Shine Indonesia melontarkan pandangan senanda mengenai pentingnya literasi digital bagi perempuan masa kini, termasuk keuangan digital.
“Bagi perempuan yang sudah berkeluarga, literasi keuangan diperlukan agar tidak bergantung kepada suami atau kepala keluarga. Sementara bagi yang belum menikah, literasi keuangan menjadi perlu agar mereka bisa lebih bijaksana dalam mengelola keuangan untuk persiapan menghadapi risiko-risiko di masa depan,” katanya.
Dia mengungkapkan, berdasarkan sejumlah kasus yang ditemui banyak perempuan yang belum memiliki pengetahuan bagaimana mengatur keuangan dengan baik. Di masa sekarang, dengan diperkenalkannya literasi keuangan digital dan masyarakat cashless, itu sangat membantu kaum perempuan.
“Karena itu, saya menekankan pentingnya kaum perempuan untuk mulai melek keuangan, paling tidak dalam mengatur keuangannya serta tetap kuat untuk bisa meng-cover apapun yang terjadi dalam kehidupannya sebagai perempuan,” tandasnya.
STEVY WIDIA
Discussion about this post