youngster.id - Perusahaan-perusahaan rintisan (startup) Indonesia berhasil menempati posisi teratas di kawasanAsia Tenggara dalam hal perolehan pendanaan. Demikian laporan berjudul Southeast Asia Deal Review: Q1 2020 dari Dealstreet Asia.
Secara keseluruhan, perusahaan rintisan dalam negeri berhasil meraup pendanaan dengan total nilai US$1,3 miliar pada kuartal I/2020. Posisi pertama ditempati Gojek dengan total pendanaan mencapai US$1,2 miliar pada Maret 2020.
Disusul Eureka, perusahaan rintisan yang bergerak di sektor teknologi mendalam (deep tech) berhasil meraup total pendanaan US$20 juta pada kuartal I/2020. Raupan tersebut merupakan yang terbesar di antara startup deep tech lain di Asia Tenggara. Selain itu, perusahaan rintisan bidang edukasi, Zenius, juga berhasil mengantongi investasi terbesar di sektor tersebut dengan perolehan dana mencapai US$20 juta.
Namun demikian, Indonesia masih kalah dari Singapura dalam hal jumlah kesepakatan. Jumlah kesepakatan di Negeri Singa tersebut mencapai 68 kesepakatan. Singapura juga menempati urutan kedua dalam mendapatkan kesepakatan pendanaan terbesar di Asia Tenggara, setelah startup yang berbasis di negara kota tersebut mengumumkan investasi baru senilai US$1,2 miliar selama kuartal pertama.
Perusahaan kompetitor dekakorn asal Indonesia, yaitu Grab, menyumbang lebih dari 70 persen dari total pendanaan di Negeri Singa. Perusahaan superapps tersebut mengumumkan investasi dengan nilai US$856 juta pada Februari 2020.
Hal yang membedakan antara Singapura dan negara-negara Asia Tenggara lainnya adalah peningkatan modal yang dilakukan untuk sektor-sektor yang lebih canggih seperti deep tech dan green tech.
Indonesia sendiri berada di urutan kedua pada kuartal I/2020 dengan 36 kesepakatan, diikuti oleh Malaysia (14 kesepakatan), Vietnam (12 kesepakatan) dan Thailand (8 kesepakatan).
STEVY WIDIA
Discussion about this post