youngster.id - Perusahaan telekomunikasi asal Tiongkok Huawei Technology melaporkan kenaikan pendapatan hingga 25 persen. Tercatat, Huawei memperoleh pendapatan sebesar US$ 107,1 miliar atau sekitar Rp 1.498 triliun pada 2018, meningkat dari tahun sebelumnya US$ 98,3 miliar.
Huawei mengungkapkan pertumbuhannya dipengaruhi pengembangan teknologi chip dan layanan cloud. Meski berada di pusat pengawasan global, Huawei diklaim unggul di pasar teknologi, bahkan mengalahkan perusahaan Apple.
Perwakilan Huawei Guo Ping mengaku sangat optimistis dengan pertumbuhan bisnis perusahaannya dalam layanan 5G.
“Masa depan industri telekomunikasi terletak pada peluang yang ditawarkan oleh 5G dan generasi mendatang dalam menyediakan teknologi untuk industri lain,” ujarnya seperti yang dilansir Bloomberg, beberapa waktu lalu.
Huawei tengah berupaya mendorong perkembangan 5G. Pemerintah AS tengah melakukan kampanye untuk memblokir perusahaan tersebut dalam memasok jaringan seluler generasi kelimanya (5G). Namun, negara-negara yang menyumbang lebih dari 40 % dari produk domestik bruto (PDB) dunia telah merangkul Huawei, sehingga tidak mungkin membatasi vendor Tiongkok tersebut.
Huawei pun dengan tegas membantah klaim bahwa peralatan dan teknologinya digunakan pemerintah Tiongkok untuk aktivitas mata-mata atau spionase. Meski demikian, pemerintah AS masih melarang penggunaan teknologi tersebut. Guo menyatakan akan secara tegas membela kepentingan perusahaan dan negaranya di pengadilan. “Kami memiliki bukti untuk menunjukkan poin kami,” ujarnya.
STEVY WIDIA
Discussion about this post