youngster.id - Solusi Cloud ini telah menjadi bisnis yang menjanjikan di era digital sekarang ini. Hal itu terlihat dari pertumbuhan pendapatan recurring dari unit bisnis solusi dan konsultasi dari PT Metrodata Electronics Tbk (MTDL).
Susanto Djaja selaku Presiden Direktur MTDL, menjelaskan, sebelumnya di tahun 2016 MTDL hanya memiliki pendapatan recurring pada unit Bisnis Solusi & Konsultasi sebesar 30%, namun saat ini sudah bertumbuh menjadi 40%.
“Ke depan, MTDL akan meningkatkan pendapatan recurring hingga 50% di unit Bisnis Solusi dan Konsultasi. Salah satu pendorong pendapatan recurring adalah diminatinya Solusi Cloud yang saat ini banyak dibutuhkan di masa pandemi Covid‐19,” kata Susanto dalam Laporan Pendapatan Recurring yang disiarkan secara online Rabu (18/11/2020).
Adapun, pada rangkaian Cloud Infrastructure yang ditawarkan MTDL mulai dari platform private & multi cloud hingga public cloud. Saat ini, Cloud Services yang sudah menjadi partner Metrodata adalah Microsoft Cloud, Amazon Web Service (AWS), dan Google Cloud Platform.
Sjafril Effendi,Direktur MTDL sekaligus Presiden Direktur MII menjelaskan Cloud Services seperti IaaS (Infrastructures as a Services), PaaS (Platform as a Service) dan SaaS (Software as a Services), adopsi dan perkembangannya bertumbuh pesat selama tahun 2020 ini.
“Kami perkirakan akan makin banyak industri yang memanfaatkan teknologi Hybrid Cloud terutama di Industri Telekomunikasi, Financial Services, Fast Moving Consumer Goods, serta Pharmaceutical,” kata Sjafril.
Menurut dia, MTDL disamping itu juga membantu dan fokus bagi perusahaan startup dan unicorn seperti Marketplace, E‐commerce dan FinTech, yang akan memindahkan Cloud Data Center mereka dari luar negeri ke Indonesia . “Hal ini karena biayanya dalam mata uang Rupiah dan Latency yang lebih rendah sehingga performance akan lebih meningkat,” ujarnya.
Sebagai informasi, pada Kuartal III‐2020 laba bersih MTDL bertumbuh sebesar 3,43% YoY atau menjadi sebesar Rp267,7 Miliar. MTDL memperkirakan pendapatan di tahun 2020 mencapai sekitar Rp14 Triliun atau lebih rendah dibandingkan tahun 2019, sebagai dampak dari pandemi yang menyebabkan market yang menurun, keterbatasan persediaan untuk beberapa produk IT, serta banyak dealer tutup di masa PSBB ketat di Kuartal II‐2020.
Namun demikian, dengan meningkatnya penjualan di Unit Bisnis Solusi dan Konsultasi serta berkurangnya persaingan harga akibat terbatasnya persediaan di unit bisnis Distribusi, maka hal ini menghasilkan margin laba yang lebih baik bagi MTDL. Untuk itu, MTDL memperkirakan dapat mencapai laba bersih tahun 2020 yang hampir serupa dibandingkan dengan tahun 2019, yaitu sekitar Rp350 Miliar.
“Oleh karena itu, dengan terus memperlengkapi layanan MTDL baik di unit bisnis Distribusi maupun Solusi dan Konsultasi, diharapkan kinerja MTDL dapat terus bertumbuh positif. Salah satu strateginya adalah dengan memperkuat delapan pilar Solusi dan Konsultasi MTDL,” tutup Susanto.
FAHRUL ANWAR
Discussion about this post