youngster.id - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia menilai pengembangan pendidikan sumberdaya manusia (SDM) masih sangat memprihatinkan. Ini terjadi di semua jenjang, baik pendidikan dasar-menengah, tinggi, dan lanjutannya.
“Buruknya pendidikan SDM mengakibatkan pembangunan bangsa dan negara berjalan lambat dan tidak mencapai hasil yang diinginkan,” ujar Asdi Narang, Ketua Komite Tetap Kebijakan Pendidikan Kadin.
Padahal, kata Asdi, Indonesia akan menikmati bonus demografi dari 2012-2035, di mana usia produktif jauh lebih banyak jumlahnya dibandingkan dengan penduduk usia tidak produktif.
”SDM Usia produktif yang besar harus dimanfaatkan dengan baik dan dioptimalkan sebagai modal pembangun bangsa dan negara. Karena itu, pembenahan sektor pendidikan menjadi urgen dan mendesak untuk segera dilakukan perbaikan secara bertahap agar modal bonus demografi menjadi berkah untuk Indonesia,” papar Asdi.
Asdi menyatakan, saat ini pihaknya tengah berinisiatif untuk melakukan kajian permasalahan di sektor pendidikan. Khususnya pendidikan dasar-menengah, tinggi dan lanjutan.
Menurut data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan pada Agustus 2015, jumlah lulusan sekolah menengah (Umum dan Kejuruan) mencapai ±13,1 juta orang dengan tingkat Angka Partisipasi Kasar (APK) 80,04 persen. Sedangkan untuk penyerapan tenaga kerja per Februari 2016 menurut data BPS sebanyak 27,4 juta orang untuk tingkat pendidikan menengah.
Untuk pengangguran terbuka pada pendidikan menengah kejuruan sebesar 9,84% dan pendidikan menengah atas/umum sebesar 6,95%.
HENNI T. SOELAEMAN
Discussion about this post