Perangi Flexing Lewat Kompetisi Film Pendek “Save Our Socmed”

IoH Short Movie

AwardingvNight SOS Short Movie Competition 2022. (Foto: istimewa/youngster.id)

youngster.id - Meningkatnya flex culture ditandai semakin maraknya orang-orang yang pamer melalui media sosial. Yang lebih memprihatinkan, banyak anak muda yang terjebak pada flex culture dan menyebabkan perasaan Fear of Missing Out (FOMO) sehingga mempengaruhi rasa percaya diri, produktivitas dan kesehatan mental.

Hal ini yang mendorong Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) bekerjasama dengan CGV sukses menggelar kompetisi film pendek di program Save Our Socmed (S.O.S). Kompetisi ini bertujuan untuk meningkatkan literasi digital masyarakat dengan mengampanyekan kesadaran akan bahaya flex culture.

Kompetisi ini diluncurkan pada tanggal 5 September – 5 Oktober 2022, dengan persyaratan video dengan resolusi 16:9, berdurasi 5-10 menit. Kompetisi yang mengangkat tema “Waspada Flex Culture, Stay Humble!” ini, berhasil meraih animo tinggi dengan total 467 peserta pelatihan, 124 nominasi video, dan berhasil menembus 6,8 juta penonton di berbagai platform media sosial.

Director and Chief Regulatory Officer Indosat Ooredoo Hutchison, Muhammad Buldansyah mengatakan, banyak karya-karya kreatif yang menginspirasi untuk lebih bijak dalam menyikapi media sosial, flex culture, sehingga bisa berpikir serta bertindak lebih positif lagi.

“Kami sangat mengapresiasi film pendek karya generasi muda indonesia terutama para peserta program Save Our Socmed. Semoga program ini bisa terus mengedukasi generasi muda Indonesia dan menjadi wadah kreativitas bagi mereka,” kata Buldansyah pada acara “AwardingvNight SOS Short Movie Competition,” Minggu (6/11/2022) di CGV Grand Indonesia, Jakarta.

Kompetisi ini melibatkan juri yang terdiri dari Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Muhammad Neil El Himam, Produser Founder Maxima Pictures Ody Mulya Hidayat, Ketua Umum Badan Perfilman Indonesia, Gunawan Paggaru, Pamong Budaya Bidang Perfilman Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) Marlina Yulianty serta Koordinator gerakan #BijakBersocmed, Enda Nasution.

Neil mengatakan, program literasi dan kompetisi film pendek Save Our Socmed merupakan media yang tepat untuk semakin mengeksplorasi potensi ekonomi kreatif oleh generasi muda di Indonesia.

“Kompetisi ini juga berhasil menjadi wadah edukasi agar anak muda bisa menyikapi gejala sosial yang terjadi di sekitarnya. Mereka menuangkan hasil pembelajaran itu melalui karya yang positif dan kreatif. Generasi muda harus ambil bagian dalam memajukan pengembangan ekonomi kreatif berbasis kekayaan intelektual,” katanya.

Sementara itu, Direktur CGV, Haryani Suwirman, menyampaikan, melalui program ini terlihat  banyak sekali bakat dan ide kreatif anak muda yang potensial di Indonesia. “Semoga dengan adanya program yang positif ini bisa menjadi penyemangat untuk generasi muda agar tidak menyerah dalam menggapai mimpi dan cita-cita, sekaligus menggali potensi diri dalam memajukan dunia perfilman tanah air,” katanya.

Pemenang pertama kompetisi S.O.S kali ini diraih oleh tim ActFilm dengan judul film Bayangan. Juara II didapatkan oleh tim Unlimitale dengan judul film An Xin. Juara III diperoleh oleh tim Ruang Tengah Media dengan judul film FOMO. Selain itu, terdapat berbagai kategori lain seperti Most Views, Most Likes, Most Shared, Best Director, Best Cinematography, Best Screenplay, Best Actor, Best Actress, Best Teaser, dan Best Poster. Para pemenang dari kompetisi ini mendapatkan total hadiah Rp100 juta.

Para peserta juga mendapatkan pelatihan mengenai tata cara pembuatan film dan dampak negatif flex culture dari Badan Perfilman Indonesia yang diadakan di sepuluh kota di Indonesia yaitu di Jakarta, Bogor, Bandung, Surabaya, Solo, Palembang, Medan, Mataram, Makassar, hingga Balikpapan.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version