Perhatikan Jejak Digital Untuk Bentuk Masa Depan

Pada tahun 2016 ada 44,7 juta juta ton limbah elektronik. Meningkat sebesar 4% dari 2014 (Foto: Ilustrasi/youngster.id)

youngster.id - Proyek multimedia interaktif dari Kaspersky Lab yaitu Earth 2050 mengumpulkan prediksi mengenai lingkungan, sosial dan perkembangan teknologi dalam 30 tahun ke depan setelah diluncurkan pada tahun 2017. Bagaimana jejak digital kita dapat berdampak pada temperatur global? Apakah mesin akan mengambil alih dunia?

Menurut “”Global E-Waste Monitor 2017” yang didistribusikan oleh United Nation’s University, International Telecommunications Union dan International Solid Waste Association (ISWA), volume sampah dari limbah elektronik meningkat karena penanganan pembuangan dari perangkat elektronik yang tidak tepat. Sebagai gambaran, 44,7 juta juta ton limbah elektronik dihasilkan di 2016, merupakan peningkatan sebesar 4% dari 2014. Selain itu, para ahli memprediksi terjadinya peningkatan limbah eektronik di 2012 mencapau 52,2 juta ton.

Penanganan limbah elektronik yang tidak tepat dapat menyebabkan kontaminasi udara yang memburuk dan memberikan dampak efek rumah kaca, sehingga temperatur global meningkat.

Menurut Clara Martins, professor hukum lingkungan di Brazil, jika kita tidak mengubah cara kita menangani sampah, dan limbah elektronik pada khususnya, temperatur akan terus meningkat dan pada tahun 2050 temperatur global rata-rata akan meningkat 2 dan 3 derajat lebih tinggi dari temperatur tertinggi yang dicatat hari ini. Yang lebih mengkhawatirkan area dengan glasier akan menyurut karena meningkatnya temperatur.

“Kita juga akan melihat banjir besar di daerah pantai, serta berkurangnya ragam flora dan fauna, dan bahkan punahnya beberapa spesies, terutama di daerah tropis. Kita juga akan mengalami berkurangnya ketersediaan air bersih,” dia menambahkan.

Ditambahkan Fabio Assolini, senior analyst Kaspersky Lab, jka perangkat elektronik tidak dibuang secara benar atau didaur ulang, maka dapat terjadi kontaminasi lingkungan dan semua makhluk hidup. Residu dari limbah elektronik yang bersentuhan dengan tanah dapat mengkontaminasi air dan dapat menyebabkan penyakit, bahkan menjadi beracun.

“Oleh karena itu, penting untuk menyediakan pusat daur ulang khusus dan menekan dampak limbah elektronik,” ucap Assolini.

Terkait dengan masalah itu, Kapsrsky Lab merekomendasikan tips berikut sebelum mendaur ulang perangkat elektronik Anda:

 

FAHRUL ANWAR

Exit mobile version