Perlu Kolaborasi untuk Mendorong Investasi Sektor Perikanan dan Ekowisata di Natuna

Pulau Natuna

Perlu Kolaborasi untuk Mendorong Investasi Sektor Perikanan dan Ekowisata di Natuna (Foto: Istimewa)

youngster.id - Organisasi nirlaba yang mendorong investasi berkelanjutan di Asia Tenggara, Invest SEA kembali menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) ketiganya untuk membahas peluang dan tantangan pengembangan perikanan dan ekowisata di Natuna dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan.

Sebagai kepulauan dengan lebih dari 98% wilayahnya merupakan lautan, Natuna memiliki kekayaan hayati laut yang melimpah. Natuna sendiri termasuk dalam Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 711 yang memiliki estimasi potensi lestari (MSY) mencapai 1.306.379 ton/tahun, dengan jumlah tangkap yang diperbolehkan (JTB) sebesar 911.534 ton/tahun.

Catur Sarwanto selaku Direktur Bisnis dan Investasi Kementerian Kelautan dan Perikanan mengatakan, Natuna memiliki potensi sumberdaya ikan yang cukup besar (potensi WPP 711 mencapai 911 ribu ton/tahun) dan potensi budidaya ikan seperti kerapu dan napoleon yang telah diekspor ke Malaysia, Jepang, dan Singapura, namun potensi ini belum dijalankan secara optimal.

“Kami berharap pergerakan investasi dapat mengembangkan sektor ini. Kementerian pun saat ini menargetkan investasi sebesar 9 triliun di sektor kelautan dan perikanan, dan Natuna menjadi salah satu wilayah yang menarik untuk menjalankan investasi tersebut,” ujar Catur, Rabu (17/7/2024).

Selain keanekaragaman hayati dan kekayaan laut yang melimpah, Natuna juga memiliki potensi unggulan dalam bidang ekowisata dan wisata bahari. Keindahan alam Natuna yang masih alami dan belum banyak dikenal dunia menawarkan peluang besar untuk dikembangkan sebagai destinasi wisata yang unik dan berkelanjutan, mulai dari pantai yang asri hingga air terjun yang menyegarkan, serta pesona gunung dan bukit yang tak kalah indah.

Tak hanya memiliki kekayaan alam yang berlimpah, Natuna juga menawarkan pengalaman wisata geologi dan keanekaragaman geologi yang tinggi di kawasan geosite dalam Geopark Natuna, serta penjelajahan situs bersejarah yang menarik.

Basri selaku Ketua Harian Geopark Natuna mengatakan, kawasan geografis Natuna yang memiliki keragaman dan warisan geologi, keanekaragaman hayati, dan keragaman budaya yang bernilai tinggi membuat Natuna dapat menjadi salah satu destinasi wisata yang pantas untuk dipromosikan baik dalam skala nasional maupun internasional.

“Demi mengoptimalkan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Natuna, khususnya area geopark, dibutuhkan sinergi dan kolaborasi dalam proses pengembangannya,” kata Basri.

“Di era desentralisasi pasca reformasi, kami berharap sektor swasta lebih optimal berkolaborasi dengan Natuna. Namun, peningkatan investasi masih terkendala regulasi dan birokrasi, seperti perizinan dan infrastruktur. Dengan dukungan kementerian dan lembaga terkait, kita bisa merencanakan kebijakan strategis yang lebih sederhana untuk mendukung pertumbuhan di daerah seperti Natuna,” imbuh Armand Suparman selaku Direktur Eksekutif Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah (KPPOD).

 

HENNI S.

Exit mobile version