Permainan Tradisional Anak Bendung Demam Pokemon Go

Anak-anak bermain permainan tradisional congklak. (Foto: Istimewa/Youngsters.id)

youngster.id - Belakangan ini dunia bermain anak-anak mulai mengkhawatirkan. Banyak anak bahkan di usia dini lebih bermain dengan gadget daripada bermain dengan teman seusia dan berinteraksi dengan lingkungan. Yang terbaru dan menjadi kontroversi adalah demam game Pokemon Go. Untuk membendung hal itu, sebuah sekolah di Depok menggalakkan kembali permainan tradisional.

Adalah SD Holly Faithfull Obedience (HFO) Depok yang menggelar Pekan Permainan hingga 6 Agustus 2016 ini. Pada kegiatan ini anak-anak diperkenalkan kembali pada aneka permainan tradisonal seperti congklak, gobak sodor, benteng-bentengan, kelereng, galasing, engklek, lompat tali, hingga engrang batok.

Menurut Ziko Kurniawan, Kepala Sekolah HFO, kegiatan ini berangkat dari keprihatinan pihak sekolah akan keterikatan anak-anak pada permainan dari gadget. “Kami melihat hal itu berdampak buruk pada anak-anak. Dari sisi sosial mereka meninggalkan interaksi dengan anak-anak seusia mereka. Karena itu kami berinisiatif untuk menggelar kegiatan pekan permainan tradisional ini,” jelas Ziko kepada Youngsters.id.

Sebelumnya pihak sekolah memang melarang anak-anak untuk bermain handphone di lingkungan sekolah. Dan permainan tradisional ini mendapat sambutan antusias dari anak-anak dan orang tua. Banyak diantara mereka yang belum pernah mencoba permainan tradisional.

Selain itu pekan permainan tradisional ini juga menyelipkan aksi untuk memperkenalkan lagu-lagu tradisional dan lagu-lagu permainan anak kepada 404 murid sekolah itu. “Kami ingin mengembalikan lagi apa yang menjadi hak anak yakni mendapatkan permainan dan lagu-lagu yang sesuai dengan usia mereka,” kata Ziko lagi.

Kegiatan ini sekaligus memperingati Hari Anak Nasional.

STEVY WIDIA

Exit mobile version