Pertumbuhan Bisnis Naik 70% selama 2020, Qlue Siap Ekspansi Ke Luar Negeri

(ki-ka) Andre Hutagalung,Maya Arvini dan Rama Raditya. (Foto: istimewa/youngster.id)

youngster.id - Perusahaan penyedia ekosistem smart city terlengkap di Indonesia, Qlue mengkalim mencatatkan pertumbuhan bisnis sebesar 70% selama 2020. Itu berkat ekspansi agresif Qlue pada lebih dari 58 kota dan luar negeri dengan total klien mencapai lebih dari 133 selama 2020.

Founder dan CEO Qlue Rama Raditya mengatakan, akibat pandemi COVID-19 digitalisasi dan pemanfaatan solusi smart city di Indonesia semakin krusial dalam keberlangsungan usaha. Kemampuan Qlue dalam membaca kecenderungan pasar itu juga menjadi pondasi utama dalam inovasi dan pengembangan solusi berkelanjutan oleh Qlue.

“Kami menyadari bahwa dalam situasi yang penuh tantangan di masa pandemi ini, kami harus bergerak untuk membantu pemerintah dalam memerangi COVID-19 dengan solusi-solusi terdepan. Hal ini yang mendorong kami untuk berinovasi dan semakin bekerja keras untuk memberikan dampak positif yang besar kepada Indonesia. Namun secara bersamaan kami berhasil memberikan pertumbuhan signifikan sebesar 70% dari tahun sebelumnya,” ungkap Rama dalam perayaan 5 tahun Qlue, Rabu (31/3/2021).

Menurut dia, integrasi solusi smart city dengan kebutuhan di masa pandemi bisa membantu berputarnya roda perekonomian agar tetap berjalan dengan mematuhi protokol kesehatan yang berlaku.

“Hal itu juga sejalan dengan tren usaha saat ini juga berkembang ke arah bisnis yang secara operasional minim sentuhan dan tatap muka langsung sehingga layanan yang disediakan oleh Qlue bisa menghadirkan dimensi baru bagi dunia usaha,” ujarnya.

Rama optimis startup ini akan mampu mempertahankan pertumbuhan bisnis yang signifikan di masa mendatang. Strategi ekspansi keluar negeri juga diterapkan dimana Qlue akan fokus menggarap pasar Malaysia, Jepang, dan Singapura.

“Potensi pasar smart city secara global pada tahun 2025 diprediksi bisa mencapai US$ 820 miliar dengan prediksi pertumbuhan 14,8% per tahun, sedangkan potensi pasar masih sangat besar,” ujarnya.

Sementara itu Co-founder dan CTO Qlue Andre Hutagalung, pengembangan solusi baru untuk menghadapi pandemi mutlak untuk dilakukan karena berdampak besar kepada situasi sosial dan ekonomi di Indonesia maupun global.

“Tahun ini juga kami coba untuk fokus pada pengembangan solusi lain yang sudah kami rencanakan dalam Roadmap, termasuk Smart Environment yang difokuskan untuk memperbaiki kualitas udara dan Smart Traffic Management untuk meningkatkan mobilitas di perkotaan. Selain itu, kami juga sedang mengembangkan sebuah platform untuk mempermudah penggunaan solusi AI (artificial intelligence) Qlue agar bisa dijangkau pelaku bisnis skala kecil hingga besar sesuai kebutuhan masing-masing,” ungkap Andre.

Sektor usaha yang memanfaatkan solusi Qlue di masa pandemik juga cukup bervariasi antara lain property, rumah sakit, retail perbankan, perhotelan, industri hiburan sampai ke instansi pemerintah level pusat dan daerah. Seiring dengan penambahan jumlah strategic partner sehingga solusi semakin mudah dijangkau oleh para pelaku usaha. Kesuksesan penetrasi pasar ini juga merupakan hasil kolaborasi yang dilakukan Qlue strategic partner yang sepanjang tahun 2020 meningkat 20%.

“Pemanfaatan solusi Qlue saat ini masih didominasi oleh klien sektor publik seperti BUMN dan pemerintah daerah sebesar 70% dan 30% dari sektor swasta. Pengembangan teknologi Qlue saat ini dengan teknologi komputasi awan, tujuannya untuk menjangkau dan mengembangkan sektor swasta sebagai bagian dari strategi ekspansi Qlue ke depan,” kata Maya Arvini President Qlue.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version