youngster.id - PT Bank Danamon Indonesia Tbk membukukan laba bersih setelah pajak (NPAT) sebesar Rp 3,9 triliun pada tahun 2018, atau tumbuh 7% dari tahun sebelumnya. Pertumbuhan laba didorong oleh pertumbuhan dua digit di sejumlah segmen kunci, antara lain Perbankan Usaha Kecil dan Menengah (UKM), Consumer Mortgage, Enterprise Banking serta pembiayaan kendaraan bermotor melalui Adira Finance.
Bank juga mencatatkan kualitas aset yang lebih baik, ditandai dengan turunnya rasio biaya kredit (cost of credit ratio) sebesar 30 basis poin menjadi 2,5%.
“Sejumlah hal penting terjadi atas Bank Danamon di tahun 2018 lalu, ditandai dengan masuknya investasi dari salah satu institusi keuangan terbesar di dunia, MUFG. Hal ini menempatkan Bank Danamon sebagai bagian dari bank kelas dunia, serta merefleksikan keyakinan dan optimisme MUFG atas potensi pertumbuhan Indonesia kedepan,” kata Sng Seow Wah, Direktur Utama Bank Danamon dalam keterangan resmi, Rabu (20/2/2019) di Jakarta.
Dia memaparkan, portofolio kredit Perbankan UKM tumbuh 10% menjadi Rp 31,2 triliun. Portofolio Enterprise Banking, terdiri dari perbankan korporasi, komersial dan institusi keuangan, tumbuh 11% menjadi Rp 41,5 triliun. Sementara kredit Consumer Mortgage tumbuh 29% menjadi Rp 7,8 triliun.
Untuk pembiayaan kendaraan bermotor, Adira Finance tumbuh 13% secara keseluruhan menjadi Rp 51,3 triliun pada akhir tahun 2018. Kenaikan dua digit ini didukung oleh pembiayaan baru Adira Finance yang tumbuh masing-masing sebesar 15% dan 23% untuk kendaraan roda dua dan roda empat.
Di luar perbankan mikro, total portofolio kredit dan trade finance tumbuh 12% menjadi Rp 137,2 triliun dibandingkan setahun sebelumnya.
“Bank Danamon terus membukukan pertumbuhan laba dari inisiatif transformasi jangka panjang kami, dalam melakukan diversifikasi sumber pendapatan, memperkuat layanan nasabah, serta menerapkan solusi berbasis teknologi dan digital secara komprehensif,” pungkas Seow Wah.
STEVY WIDIA
Discussion about this post