Perusahaan Indonesia Disarankan Adopsi Strategi “Total Enterprise Reinvention”

Accenture Innovation Centre for Cloud Indonesia

Perusahaan Indonesia Disarankan Adopsi Strategi “Total Enterprise Reinvention” (Foto: istimewa/youngster.id)

youngster.id - Accenture menyarankan perusahaan di Indonesia untuk mengadopsi strategi Total Enterprise Reinvention (TER) yang berkelanjutan. Hal ini diperlukan untuk memanfaatkan kesempatan yang ada dalam menetapkan standar kinerja yang baru, sejalan dengan ambisi Indonesia untuk mencapai status negara dengan pendapatan tinggi pada 2045.

Strategi ini dinilai penting agar perusahaan bisa menumbuhkan pendapatan, mengurangi biaya, dan peningkatan neraca yang lebih tinggi.

Alison Kennedy, Sustainability and Total Enterprise Reinvention lead, Southeast Asia di Accenture mengatakan, Total Enterprise Reinvention bukanlah suatu metode atau cara, namun merupakan sebuah strategi dan tujuan yang harus dicapai. Sebagai strategi terukur, TER berpusat di sekitar pemanfaatan teknologi digital dan cara kerja baru yang membentuk kultur dan kemampuan untuk melakukan inovasi ulang yang berkelanjutan. Tujuan ini juga yang akan mempersatukan para pimpinan perusahaan dan juga setiap fungsi dan area bisnis karena semua akan dan berkontribusi atas keberhasilan.

“Pengalaman kami dengan berbagai perusahaan terkemuka serta institusi pemerintahan di Asia Tenggara, dan didukung oleh penelitian terbaru kami, menunjukkan sekarang adalah waktu yang tepat untuk menjadikan Total Enterprise Reinvention sebagai tujuan,” kata Kennedy, dalam keterangannya dikutip Jumat (24/2/2023).

Salah satu elemen penting dalam strategi tersebut, dan sejalan dengan agenda Indonesia, adalah semakin perlunya inovasi dan implementasi teknologi baru dalam pengelolaan sumber daya yang lebih baik dan ekspansi pasar.

Accenture berkesimpulan bahwa setelah masa pandemi, perkembangan teknologi telah secara cepat membentuk ulang industri dan memberi definisi baru pada keunggulan kompetitif. Ini membuat berbagai bisnis di Indonesia memiliki lebih banyak peluang dalam mendorong produktivitas dan menjadi pemimpin di bidangnya masing-masing.

Salah satu cara bagi perusahaan untuk memanfaatkan peluang ini adalah dengan meningkatkan potensi teknologi, termasuk pada aspek pengetahuan, keterampilan, dan sumber daya manusia, terutama terkait teknologi seperti AI dan cloud computing.

Jayant Bhargava, Country Managing Director, Indonesia di Accenture mengatakan, bisnis saat ini harus mampu untuk mengetahui dan memanfaatkan tren-tren besar seperti perubahan demografis, disrupsi teknologi, dan kebutuhan konsumen yang terus berkembang. Sebagai contoh, pasar social commerce di Indonesia telah menunjukkan potensi untuk mendapatkan daya tarik yang cepat.

“Kami meyakini bagi konglomerasi di Indonesia atau perusahaan lain yang ingin memanfaatkan potensi penuh social commerce, mengadopsi pola pikir Total Enterprise Reinvention sangatlah penting. Menempatkan TER sebagai tujuan akan menciptakan perusahaan yang tangguh, siap, dan mampu beradaptasi dengan teknologi baru, tren pasar, dan kebutuhan pelanggan. Ini pada akhirnya akan mempercepat produktivitas dan pertumbuhan ekonomi Indonesia,” ujar Bhargava.

Berdasarkan penelitian Accenture 64% bisnis di Asia Pasifik, dan 75% bisnis secara global setuju bahwa serangkaian faktor eksternal, khususnya laju inovasi teknologi, pergeseran preferensi konsumen, dan perubahan iklim, akan semakin mengakselerasi investasi mereka dalam transformasi digital.

Dalam penelitian terbaru Accenture terhadap lebih dari 1.500 eksekutif, muncul tiga jenis perusahaan:

Reinventors: sebanyak 8% dari total perusahaan bergerak untuk mengadopsi strategi Total Enterprise Reinvention yang berpusat pada fondasi teknologi digital yang kuat dan cara kerja baru yang membantu mengoptimalkan operasi dan mendorong pertumbuhan.

Transformers: sebanyak 86% dari total perusahaan hanya fokus pada transformasi bagian dari bisnis mereka. Mereka memperlakukan transformasi sebagai sebuah program yang terbatas, daripada sebuah proses yang berkelanjutan, meskipun banyak dari ‘Transformer’ ini mulai menyadari pentingnya membangun batas kinerja baru.

Optimizers: sebanyak 6% dari total perusahaan berfokus pada transformasi fungsional yang terbatas dalam ruang lingkup dan misi, dengan tidak menempatkan teknologi sebagai pendukung signifikan transformasi mereka.

Sedangkan dari sisi manfaat finansial, Accenture menemukan bahwa para Reinventors mencatatkan pertumbuhan pendapatan inkremental (22%), peningkatan pengurangan biaya (21%), peningkatan neraca (20%) yang lebih tinggi dibandingkan perusahaan lainnya.

Selain itu, perusahaan-perusahaan Reinventors juga akan beroperasi secara lebih cepat dan memiliki nilai finansial 1,3 kali lebih banyak dalam enam bulan pertama dibandingkan para perusahaan Transformers.

Adapun Perusahaan yang mengadopsi Total Enterprise Reinvention menunjukkan enam karakteristik:

 

Exit mobile version