youngster.id - Sebagai negara pasar buah (dan sayur) terbesar kelima di dunia, Indonesia punya ketertarikan khusus pada stroberi. Kita bahkan menjadi negara pengimpor stroberi Korea terbesar ke-7. Hal ini mendorong Hyoshii Farm bekerja sama dengan petani lokal stroberi untuk mengoptimalkan panen dan penjualan stoberi premium lokal.
“Hyoshii Farm adalah kebun lokal dengan impian besar, dan target utama kami adalah untuk membantu petani Indonesia memroduksi buah-buahan premium berkualitas terbaik untuk dinikmati orang Indonesia di pasar-pasar terdekat setiap hari,” kata James Rayawan, CEO dan co founder Hyoshii Farm dalam keterangan pers, Jumat (16/9/2022).
Menurut James, jika ditangani dengan tepat stoberi berpotensi menjadi amunisi ekspor nasional. Untuk itu, pihaknya menawarkan dukungan secara menyeluruh mulai dari penyempurnaan proses produksi, nilai keekonomian, pengemasan, hingga pendekatan konsumen. Saat ini perusahaan bekerja sama erat dengan kebun lokal di Lembang, Jawa Barat, dan memiliki jalur distribusi ke berbagai supermarket premium.
Di 2016, platform intelijen pemasaran Index Box mencatat bahwa dari total 918.000 ton impor stroberi global, AS mengimpor 165ribu ton, Jerman 115ribu ton, Kanada 103ribu ton, dan Perancis 80ribu ton. Kendati predikat negara konsumen stroberi terbesar dipegang oleh Cina dengan porsi 41% dari konsumsi global, mereka juga adalah produsen stroberi terbesar (42%) secara global.
Hyoshii Farm melihat pasar memiliki persepsi bahwa buah lokal itu berkualitas rendah, dan ini karena adanya berbagai tantangan kurangnya kualitas benih/ batang bawah, wawasan teknik berkebun yang tepat, teknologi pascapanen, dan branding yang kurang maksimal. Dengan memperkenalkan teknologi pengembangan batang bawah, serta teknologi perkebunan dan pascapanen eksklusif, Hyoshii Farm membantu petani meningkatkan nilai jual dan mengurangi kerugian panen.
James juga mengungkapkan, rata-rata 20-30% panen buah dibuang karena membusuk. Pengurangan jumlah buah busuk adalah salah satu fokus utama dari yang ditawarkan perusahaannya. Dalam 12 bulan ke depan, James menargetkan Hyoshii Farm untuk meningkatkan produksi sebanyak 5-10 kali lipat dan melanjutkan ekspansi kebun di Lembang sembari memastikan para pelanggan bisa mendapatkan buah beri Hyoshii kapanpun mereka mau.
Ia juga akan menambah jaringan di 20-30 toko dan supermarket di Jakarta, Bandung, dan Surabaya, serta melakukan pendekatan kolaboratif dengan restoran dan toko roti premium agar menggunakan stoberi lokal-premium.
Dia memberi contoh, Hatsu Hana hasil panen satu-tanaman-satu-stroberi yang unik dan perdana dari Hyoshii Farm sukses dilelang di Rp 10.000.000 untuk satu kotak berisi sembilan.
“Seperti dilihat dari Hatsu Hana, stroberi 30 gram per buah hasil panen perdana kami telah menyedot perhatian masyarakat, dan kami berkomitmen untuk menjaga kualitas tinggi sedemikian untuk buah-buahan yang nantinya akan dinikmati semakin banyak pecinta buah di Indonesia,” katanya.
Saat ini perusahaan bekerja sama erat dengan petani lokal di Lembang, Jawa Barat, dan sudah memperkenalkan benih serta teknologi eksklusif perusahaan untuk meningkatkan hasil panen serta harga jual.
STEVY WIDIA
Discussion about this post