youngster.id - Sebagai perusahaan yang memiliki kapasitas pengolah sampah plastik PET (polyethylene terephthalate) terbesar di Indonesia, PT Inocycle Technology Group Tbk (INOV) setiap tahunnya memproses 3 miliar sampah botol plastik.
Sampah botol plastik itu kemudian diolah menjadi berbagai produk seperti Recycled Polyester Staple Fiber (Re-PSF) atau serat sintetis dari sampah botol PET daur ulang, non-woven products atau produk bukan tenunan, serta berbagai peralatan rumah tangga.
“INOV berkomitmen untuk terus giat menjalankan bisnis ramah lingkungan yang berkesinambungan dengan mengolah limbah sampah plastik menjadi produk-produk berkualitas kelas dunia. Sembari membantu mengatasi masalah sampah plastik, INOV menghasilkan produk-produk yang berguna,” kata Direktur INOV, Victor Choi, Rabu (21/6/2023).
Untuk mewujudkan visi menjadi Perusahaan Recycled Fiber berkelanjutan ramah lingkungan terbesar yang menghasilkan produk berkualitas kelas dunia, INOV terus mengembangkan sistem rantai nilai sampah plastik yang berkesinambungan dengan giat berekspansi membangun fasilitas pencucian untuk mengumpulkan sampah plastik di berbagai kota di Indonesia.
Baru-baru ini, pabrik dan washing facilities baru INOV sudah mulai beroperasi di Medan dan Subang, sehingga semakin meningkatkan kapasitas Perusahaan dalam menyerap sampah plastik. Dengan demikian, saat ini INOV telah mengoperasikan fasilitas pencucian (washing facilities) di 5 kota, seperti Solo, Mojokerto, Medan, Makassar, dan Subang. Sedangkan pabrik re-PSF tersebar di 4 kota yaitu Tangerang, Solo, Mojokerto, dan Medan.
Aktivitas bisnis Perseroan, baik dari sisi model bisnis maupun hasil dari bisnis inti Perseroan yaitu daur ulang plastik PET yang turut mengurangi emisi karbon dioksida atau gas rumah kaca lainnya, membuat INOV memenuhi syarat untuk berpartisipasi dalam carbon trading.
Menurut hasil audit emisi oleh pihak independen asal Inggris yaitu Planet Mark, pada tahun 2022 INOV berhasil mengurangi karbon sebesar 27% per karyawan dibandingkan tahun 2021.
“Perseroan telah memenuhi syarat untuk mendapatkan kredit karbon, yaitu sertifikat yang dapat diperdagangkan yang mewakili pengurangan karbon dioksida atau gas rumah kaca lainnya,” kata Victor.
Didukung kondisi makroekonomi yang membaik, Perseroan sukses mencatatkan kenaikan laba bersih tahun berjalan hingga 146% YoY, dari Rp6,09 miliar menjadi Rp14,95 miliar pada kuartal I tahun ini. INOV berhasil meraih peningkatan laba bersih yang signifikan berkat turunnya beban pokok penjualan dan peningkatan pendapatan lain-lain berkat kurs mata uang rupiah yang membaik dan stabil.
Penjualan bersih tercatat sebesar Rp145,20 miliar pada Kuartal I-2023, dibandingkan Rp184,75 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Sementara beban pokok penjualan tercatat sebesar Rp115,71 miliar, turun dibandingkan Rp149,60 miliar pada kuartal I tahun 2022
HENNI S.