youngster.id - Sebagai implementasi revolusi industri generasi keempat di Tanah Air, Kementerian Perindustrian akan membangun Pusat Inovasi Makanan dan Minuman (PIMM).
Menurut Kepala BPPI Kemenperin Ngakan Timur Antara, dalam upaya membangun pusat inovasi yang sesuai konsep industri 4.0, Kemenperin berencana untuk menginisiasi pembangunan PIMM.
“Pemilihan industri makanan dan minuman didasarkan pada besarnya kontribusi sektor tersebut terhadap ekonomi nasional, dan juga tingkat kesiapan industri makanan dan minuman dalam menerapkan Industri 4.0 yang relatif lebih bagus,” jelas Ngakan, dalam keterangan tertulisnya.
Pada tahun 2017, industri makanan dan minuman mampu berkontribusi mencapai 34,33 atau lebih darisepertiga total nilai Produk Domestik Bruto (PDB) industri pengolahan nonmigas nasional. Selanjutnya, realisasi investasi sektor industri makanan dan minuman pada tahun 2017 sebesar Rp 38,54 triliun untuk PMDN dan PMA di angka US$ 1,97 miliar.
Selain itu, lanjut Ngakan, industri makanan dan minuman menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar serta banyak perusahaan di antaranya yang telah menerapkan otomatisasi sehingga lebih mudah meningkat ke penerapan industri 4.0.
“Sebagai inisiasi awal, pembangunan PIMM dilakukan masih terbatas pada tahapan manufacturing saja, namun pada fase selanjutnya akan diperluas hingga ke hulu atau on-farm,” imbuhnya.
Komponen-komponen yang akan dibangun di PIMM tersebut, antara lain model factories, mobile labs, sensors, capacity building, assessment dan benchmarking, serta akses terhadap ketersediaan teknologi.
Ngakan meyakini, kehadiran PIMM nantinya dapat memberikan dampak positif yang luas terhadap perekonomian nasional. Di antaranya adalah penguatan kapasitas Usaha Menengah Kecil dan Mikro (UMKM), menghubungkan penyedia teknologi dengan praktisi industri, meningkatkan kapasitas SDM, dan berperan sebagai model factory.
“Pembangunan PIMM juga membuktikan keseriusan pemerintah dalam menjalankan industri 4.0,” pungkasnya.
FAHRUL ANWAR
Discussion about this post