youngster.id - Pengembangan teknologi blockchain terus berkembang. Tidak hanya soal Bitcoin dan kriptonya, pengembangan tentang Web3 juga masih memiliki potensi dan tantangan di Indonesia.
Web3 adalah generasi ketiga dari teknologi web yang berfokus pada desentralisasi, keamanan, dan privasi pengguna. Teknologi ini bertujuan untuk mengatasi berbagai kekurangan yang ada pada Web 2.0, seperti kontrol sentralisasi dan kerentanan terhadap serangan siber.
Founder BlockDevId dan CTO INDODAX William Sutanto mengatakan, pentingnya pemberdayaan developer lokal agar implementasi Web3 bisa berjalan dengan baik di Indonesia. Menurutnya, orang Indonesia semakin meminati Web3. Sementara itu, para developer lokal juga memiliki talenta-talenta yang bisa menembus level internasional.
“Minat terus tumbuh. Ada beberapa project Web3 dari Indonesia juga yang sudah berhasil memenangkan hackathon berskala global di luar negeri. Ini adalah indikasi yang jelas bahwa Indonesia memiliki talenta-talenta muda yang siap untuk terjun ke dunia Web3,” kata William, dalam acara Indonesia Hacker House yang BlockDevId bersama Manta Network dan Universitas Pembangunan Jaya Bintaro, dikutip Rabu (12/2/2025).
Shubham, Head of Ecosystem Manta Network menyarankan, bahwa salah satu cara untuk menarik lebih banyak developer ke industri Web3 adalah dengan meningkatkan edukasi di tingkat universitas. Kemudian, juga menyediakan program onboarding bagi developer Web2 agar mereka bisa bertransisi ke Web3.
“Selain itu, penyelenggaraan hackathon, workshop, serta mentorship dengan pelaku industri juga dapat membantu meningkatkan minat dan pemahaman para developer terhadap teknologi blockchain. Walaupun membutuhkan waktu, dengan dedikasi dan dukungan dari berbagai pihak, adopsi Web3 di kalangan developer dapat berkembang lebih luas,” katanya.
Ditambahkan Dr. Ida Nurhaida, S.T., M.T. Kepala Program Studi Informatika, Universitas Pembangunan Jaya, bahwa Indonesia Hacker House juga merupakan sebuah inisiatif strategis yang dirancang untuk memberdayakan, menginspirasi, dan membentuk ekosistem developer Web3 yang solid di Indonesia.
Menurutnya, melalui kurikulum yang inovatif dengan kompetensi AI dan Cyber Security, kolaborasi dengan institusi dalam dan luar negeri, mitra industri ternama seperti BlockDevId dan Manta Network, serta fasilitas pembelajaran berbasis praktek, Prodi Informatika UPJ terus bertransformasi menjadi pusat keunggulan dalam pendidikan teknologi di Indonesia.
“Kami percaya, teknologi blockchain dan Web3 adalah masa depan. Dengan menghadirkan Indonesia Hacker House, kami tidak hanya mendukung pengembangan talenta muda Indonesia tetapi juga memperkuat peran Prodi Informatika UPJ sebagai motor penggerak dalam menciptakan solusi digital yang berdampak positif bagi masyarakat,” kata Ida. (*AMBS)