Presiden: Arahkan Potensi Ekonomi Digital Indonesia bagi Kesejahteraan Masyarakat

Presiden Joko Widodo saat memberikan pidato utama di acara Indonesia Digital Economy Summit 2020. (Foto: Kemensetneg)

youngster.id - Indonesia memiliki potensi yang sangat besar akan pemanfaatan dan perkembangan ekonomi digital di masa mendatang. Berdasarkan laporan Temasek, pada tahun 2025 mendatang, ekonomi digital Indonesia diprediksi menyentuh angka US$130 miliar.

Potensi besar tersebut diungkap oleh Presiden Joko Widodo saat memberikan pidato utama dalam acara Indonesia Digital Economy Summit 2020 yang digelar pada Kamis, (27/2/2020) di The Ritz-Carlton, Pacific Place, Jakarta.

“Sampai saat ini Indonesia merupakan negara dengan nilai ekonomi digital terbesar di kawasan ASEAN. Dengan pertumbuhan yang paling cepat,” kata Presiden.

Di tahun 2019 kemarin saja, angka pertumbuhan ekonomi digital Indonesia mencapai 40 miliar dolar Amerika Serikat. Jauh melampaui negara-negara ASEAN lainnya seperti Vietnam, Thailand, Singapura, Malaysia, dan Filipina.

“Indonesia juga tercatat memiliki ekosistem startup yang paling aktif di Asia Tenggara. Nomor lima di dunia setelah Amerika, India, Inggris, dan Kanada. Kita memiliki 2.193 startup. Ada 1 decacorn dan 4 unicorn,” kata Presiden.

Hal itu ditambah dengan jumlah penduduk Indonesia sebesar 267 juta jiwa dan tingkat penetrasi internetnya yang mencapai 65% di tahun 2019. Belum lagi dengan selesainya pembangunan infrastruktur telekomunikasi berupa Palapa Ring yang menghubungkan lebih dari 500 kabupaten dan kota di seluruh Indonesia yang akan meningkatkan potensi tersebut.

Namun, besarnya potensi itu tak lantas membuat kita berpuas diri. Presiden mengatakan bahwa perkembangan ekonomi digital haruslah memicu pemasaran terhadap produk-produk dalam negeri, utamanya produk usaha mikro, kecil, dan menengah yang jumlahnya sangat banyak dan mampu bersaing. Ke depan, ekonomi digital juga harus memberikan kontribusi signifikan bagi kesejahteraan masyarakat.

“Ekonomi digital juga harus menciptakan lapangan kerja, harus mendorong ekspor, harus meningkatkan devisa. Kita harapkan ekonomi digital selanjutnya bisa menurunkan defisit neraca perdagangan dan transaksi berjalan yang kita miliki,” kata Presiden.

Selain itu, Kepala Negara melihat bahwa ekonomi digital Indonesia memiliki potensi untuk memecahkan persoalan-persoalan krusial di tengah masyarakat. Seperti akses kepada pendidikan yang layak, juga penyaluran bantuan sosial kepada masyarakat.

“Meningkatkan akses pendidikan untuk masyarakat yang tidak mampu dan terpencil, saya lihat ini juga sudah muncul banyak. Menyediakan pendanaan bagi usaha mikro dan kecil, saya lihat ini juga sudah banyak termasuk crowdfunding untuk bantuan sosial,” kata Presiden.

Hadir dalam acara tersebut antara lain CEO Microsoft Satya Nadella, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menteri BUMN Erick Thohir, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Anwar Makarim, Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny Gerard Plate, Menteri Keuangan Sri Mulyani, dan Sekretaris Kabinet Pramono Anung.

STEVY WIDIA

Exit mobile version