youngster.id - AMD, perusahaan penyedia prosesor yang berbasis di Amerika Serikat memperkenalkan keluarga prosesor AMD EPYC generasi kedua. Untuk diketahui, chipset ini dibuat dengan teknologi terbaru yang menghasilkan chipset berkinerja lebih baik, tetapi mengonsumsi lebih sedikit daya.
Prosesor ini dirancang khusus untuk pekerjaan data center modern, menghadirkan kombinasi fitur-fitur ideal bagi para penggunanya untuk membantu membuka kunci performa dan mendefinisikan ulang ekonomik dalam virtualisasi, cloud, HPC, dan enterprise.
“Kami menetapkan standar baru untuk data center modern dengan diluncurkannya prosesor AMD EPYC generasi kedua yang memberikan performa pemecah rekor, dan TCO yang secara signifikan lebih rendah di berbagai jenis pekerjaan,” kata Lisa Su, President and CEO AMD,dalam keterangannya,Senin (12/8/2019).
Prosesor ini dihadirkan untuk pekerjaan-pekerjaan kelas enterprise, cloud, dan komputasi berperforma tinggi (High Performance Computing/HPC). Prosesor AMD EPYC ini memiliki hingga 64 buah core Zen 2 yang dibangun dengan teknologi pemrosesan mutakhir 7nm untuk menghadirkan performa dan mengurangi total cost of ownership (TCO) hingga 50 persen pada berbagai pekerjaan.
Menurut Lisa, data center enterprise, prosesor-prosesor AMD EPYC Generasi Kedua menawarkan performa aplikasi Java hingga 83 % lebih baik, performa SAP SD 2 Tier hingga 43 % lebih baik, daripada kompetitor, dan memberikan performa rekor dunia pada Real Time Analytics dengan Hadoop.
Untuk pekerjaan cloud dan virtualisasi modern, prosesor AMD EPYC memberikan performa virtualisasi pemecah rekor yang mendefinisikan ulang ekonomik pusat data. Untuk HPC, prosesor AMD EPYC generasi kedua menawarkan kombinasi performa floating point dan bandwidth memory DRAM dan I/O terbanyak di kelasnya untuk pekerjaan HPC super cepat, termasuk hingga 2 kali lipat performa computational fluid dynamics yang lebih baik dan performa analisis struktural hingga 72% lebih tinggi.
Adapun chipset terbaru EPYC 7002, yang juga disebut Epyc Rome, akan digunakan oleh pusat data layanan berbasis internet milik Google dan Twitter.
STEVY WIDIA
Discussion about this post