Riau Jadi Provinsi Literasi

Ilustrasi

youngster.id - Budaya membaca di Indonesia sangat rendah, bahkan merupakan negara kedua dari bawah dalam budaya membaca di dunia. Untuk mendorong hal itu, pemerintah mencanangkan provinsi Literasi adalah Riau.

Anies Baswedan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan mencanangkan Riau sebagai Provinsi Literasi di Indonesia pada Jumat (18/3/2016) di Pekanbaru.

“Saya mengapresiasi gerakan Riau sebagai Provinsi Literasi, semoga menular di seluruh Indonesia,” kata Anies seperti dilansir Antara.

Anies berpesan, gerakan ini tumbuh luas di Provinsi Riau, tidak sebatas pencanangan. “Semoga ini jadi momentum kebangkitan literasi, pascapencanangan jangan sunyi senyap,” tuturnya.

Dia bercerita, kondisi minat baca Indonesia saat ini memprihatinkan. Indonesia merupakan negara kedua dari bawah dalam budaya membaca. Lebih tepatnya menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara yang terdata, satu tingkat di atas Bostwana untuk kawasan ASEAN.

Karena itu, kata Anies, butuh dukungan semua pihak untuk meningkatkan minat baca. Peran tiap orangtua penting untuk menjadikan keluarga membaca. Tiap sekolah juga harus membuat ruang membaca bagi peserta didik, termasuk perpustakaan.

“Kita biasa membaca tetapi SMS, tidak membaca buku dan koran, jadi perlu cara-cara di luar kebiasaan, selalulah membawa buku dan koran ke mana-mana,” sarannya.

Anies juga menyarankan perpustakaan bisa jadi kurator, guru, penginspirasi, penghubung agar minat baca meningkat di kalangan masyarakat.

“Pustakawan harus bisa membuat ekosistem di perpustakaan bukan jadi gudang menyimpan buku tetapi jadi nolits. Selain itu harus melek teknologi,” tambahnya.

Di tempat yang sama Pelaksana tugas Gubernur Riau Arsyadjuliandi Rachman mengaku senang atas dicanangkannya Riau sebagai provinsi literasi. “Pencanangan ini untuk menumbuhkan minat baca dan literasi di Riau,” ujarnya.

Diakuinya fasilitas dan Infrastruktur perpustakaan di Riau sudah bagus. Salah satunya perpustakaan Soeman HS kini memiliki bilik anak, bilik melayu, tempat membaca, hingga ruang diskusi.

“Perpustakaan Soeman HS juga punya robotik, satu-satunya alat yang bisa scaning data,” ujarnya. Prestasi yang diraih perpustakaan Soeman HS 2016 mendapat akreditasi A, penghargaan Ombudsman sebagai perpustakaan terbaik dan arsitek terindah se-ASEAN.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version