youngster.id - GoPay luncurkan riset terlengkap pertama tentang situasi ekosistem donasi digital di Indonesia. Hasilnya, masyarakat Indonesia makin rajin berdonasi selama pandemi. Riset melaporkan rerata kenaikan nilai per donasi digital sebesar 72% selama pandemi.
Laporan berjudul GoPay Digital Donation Outlook (DDO) 2020 yang dilakukan bersama Kopernik, mengupas ekosistem donasi digital di Indonesia. Mulai dari tren kebiasaan masyarakat berdonasi, tantangan utama yang dihadapi ekosistem filantropi dan rekomendasi untuk bersama mengembangkan filantropi di Indonesia.
Managing Director GoPay Budi Gandasoebrata mengatakan, riset ini mendalami berbagai aspek dalam donasi digital dan memuat sudut pandang semua pemangku kepentingan. Mulai dari donatur, Kementerian Sosial, hingga influencer media sosial.
“Kami berharap riset ini dapat menjadi acuan berbagai pihak agar terus mempermudah masyarakat Indonesia membantu sesame,” kata Budi dalam keterangannya, Senin (7/12/2020).
Menurut dia, dampak positif yang diciptakan lewat donasi digital GoPay mencatat transaksi donasi naik 2x selama pandemi, dengan total nilai donasi dari Maret – Oktober 2020 mencapai Rp 102 miliar.
Dalam riset tersebut didapati pemberian donasi digital baik secara frekuensi maupun nominal meningkat di seluruh jenjang usia. Peningkatan frekuensi paling tinggi tercatat pada generasi Milenial. Sementara itu Gen X berdonasi dengan nominal paling tinggi dibanding generasi lainnya.
Rata-rata nilai per donasi digital melonjak menjadi 72% selama pandemi. Temuan ini sejalan dengan data internal GoPay yang mencatat kenaikan transaksi donasi digital sebanyak dua kali lipat selama pandemi.
Aplikasi dan platform donasi online menjadi medium yang paling banyak dipilih masyarakat berdasarkan dua alasan utama, yaitu kredibilitas platform dan kemudahan pembayaran. Riset DDO menemukan, Gojek menjadi aplikasi digital yang paling sering digunakan oleh masyarakat (52,5%). Sementara itu, 71% memilih Kitabisa sebagai platform galang dana yang paling sering digunakan. Dalam empat tahun terakhir, jumlah inisiatif penggalangan dana oleh organisasi nonprofit meningkat secara kumulatif sebesar 13 kali lipat.
Co-Founder dan CEO Kopernik, Toshi Nakamura mengungkapkan, riset ini mengungkapkan peluang yang lebih besar lagi ke depannya, terutama dengan semakin banyak masyarakat yang mau mencoba berdonasi digital.
“Namun penting bagi pemangku kepentingan untuk terus meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia terkait donasi digital, terutama di luar kota besar. Dengan keunggulan dalam transparansi proses donasi dan informasi kredibilitas organisasi yang dituju, kami percaya bahwa kedepannya kita akan bersama-sama melihat pertumbuhan donasi digital yang lebih positif lagi,” katanya.
Riset ini dilakukan pada Agustus hingga Oktober 2020, menggunakan metode survei kuantitatif melalui survei mandiri yang disebarkan secara digital, dan wawancara kualitatif dengan informan kunci. Penelitian ini menggunakan metode purposive sampling yang melibatkan 1.319 responden yang tersebar di Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, dan Nusa Tenggara. Sementara, wawancara kualitatif dilakukan dengan 15 pemangku kepentingan, mulai dari Kementerian Sosial, perusahaan swasta, hingga lembaga atau organisasi nonprofit.
STEVY WIDIA