youngster.id - Martha Tilaar Innovation Center bersama Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi kembali menggelar Ristekdikti-MTIC Awards 2017 . Ini merupakan penghargaan dan apresiasi untuk para peneliti di Indonesia.
Creative & Innovation Director Kilala Tilaar mengatakan, penghargaan ini ditujukan bagi ara peneliti di Indonesia. Para peserta dapat memadukan pengetahuan leluhur, teknologi, sumber daya alam Indonesia dan consumer insight dalam kegiatan penelitiannya. Serta meningkatkan kesadaran konsumen dalam pemanfaatan kekayaan alam Indonesia khususnya di bidang kesehatan, obat-obatan dan kecantikan.
“Ada dua kategori yang dikompetisikan yakni kategori untuk umum yakni berasal dari masyarakat dan kategori penelitian pengembangan yang dilakukan oleh para akademisi maupun badan penelitian,” kata Kilala dalam konferensi pers, Kamis (15/9/2016) di Jakarta.
Acara ini telah berlangsung sejak 2010 dan cukup memberi dampak baik bagi para peneliti di Indonesia.
Menurut Kilala, kebanyakan industri terlalu sibuk dengan masalah-masalah komersialisasi dan umumnya menghindari riset dan pengembangan karena harus menginvestasikan biaya yang sangat tinggi sehingga tidak memiliki sarana dan prasarana penelitian yang memadai.
“Akhirnya kebanyakan produk dihasilkan bukanlah dari satu penelitian dan peneliti yang berada di perguruan tinggi atau lembaga lain yang memiliki fasilitas memadai tidak benar-benar memahami keinginan konsumen dan kurang berorientasi pada pasar,” ujar Kilala.
Dia menjelaskan penelitian tersebut menjadi kurang pragmatik atau tidak sejalan dengan kebutuhan konsumen. Biasanya penelitian mereka berhenti pada skala laboratorium dan tidak ditindaklanjuti ke skala produksi.
“Kami ingin meningkatkan kesadaran masyarakat luas dalam pemanfaatan kekayaan alam Indonesia khususnya di bidang kesehatan, obat-obatan dan kecantikan. Para peserta harus memberikan sesuatu yang segar dan baru tanpa plagiat, belum pernah diteliti dan bisa diaplikasikan kepada kosmetik dan obat” tegasnya.
Sementara itu, Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi Muhammad Nasir mengungkapkan pihaknya senang dengan adanya kompetisi ini. Dia mengharapkan kompetisi ini dapat meningkatkan julah peneliti di Indonesia. “Kita masih kekurangan peneliti jadi Ristekdikti sangat mendukung siapa saja yang mau bekerjasama seperti ini,” bebernya.
Hadiah yang akan diberikan untuk dua kategori tersebut yakni Rp20 juta (Juara 3), Rp30 juta (Juara 2) dan Rp50 juta (Juara 1).
STEVY WIDIA