youngster.id - Merujuk survei IMD World Digital Competitiveness tahun 2019, daya saing Indonesia masih berada di peringkat 56 dari 63 negara. Angka ini termasuk rendah dibandingkan dengan negara-negara di ASEAN. Memiliki digital skills merupakan salah satu kunci peningkatan daya saing, tidak hanya bagi angkatan kerja tetapi juga masyarakat umum.
Namun sayangnya, kompleksitas masyarakat Indonesia membuat proses pengembangan keterampilan (skill upgrading) menjadi tantangan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) Indonesia secara umum. Untungnya saat ini pemerintah tengah melakukan percepatan transformasi digital. Mulai dari perluasan akses, infrastruktur, percepatan integrasi Pusat Data Nasional, pembuatan roadmap di berbagai sektor. SDM Indonesia juga harus disiapkan, agar proses transformasi tidak terhambat dan mendatangkan manfaat bagi kemajuan bangsa.
“Saat ini ada 170 juta pengguna aktif berbagai platform media sosial, dengan rata-rata penggunaan 8 jam 52 menit setiap harinya. Masyarakat Indonesia termasuk yang paling aktif bermedia sosial.” ungkap Bonifasius Wahyu PudjiantoDirektur Pemberdayaan Informatika, Ditjen Aplikasi Informatika, Kementerian Komunikasi dan Informatika RI diacara diskusi Media Meet-Up bertajuk “Menuju Transformasi Digital: Persiapkan Digital Skills Masyarakat” yang disiarkan secara virtual Selasa (26/5/2021).
Menurut dia angka ini merupakan indikasi bahwa masyarakat Indonesia sudah familiar dengan perangkat digital.
“Namun demikian tantangannya adalah bagaimana meningkatkan literasi digital masyarakat Indonesia. Literasi digital adalah basic skill yang diperlukan agar masyarakat semakin cerdas membuat dan mengolah informasi yang beredar di dunia maya,” tambah Bonifasius Wahyu.
Sementara itu Ayunda Zikrina, Head of Brand & Market Development Niagahoster, mengatakan bagi pemilik bisnis dan UMKM, cukup banyak tantangan yang dihadapi.
“Menurut laporan Niagahoster Business Online Survey 2021 kepada klien pemilik bisnis Niagahoster mengungkapkan, 26,09% pemilik bisnis kesulitan menjalankan bisnis online karena persaingan yang ketat, dan 22,83% karena kurang pengetahuan tentang digital marketing. Selain itu, pemilik bisnis yang belum menguasai digital skills akan mengalami kesulitan bersaing di era digital.” ungkap Ayunda.
SDM di sektor perekonomian yang berupa pemilik bisnis, UMKM, dan start-up juga tidak boleh lepas dari perhatian pemerintah dan swasta. Sebagai perusahaan IT dengan klien terbesar dari kalangan pemilik bisnis dan UMKM, Niagahoster secara khusus menginisiasi program program pengembangan (Niagahoster Development Programs) untuk pemilik bisnis, mahasiswa IT, dan masyarakat umum.
“Ada 3 program pengembangan yang kami siapkan: Etalase Digital, WP Pro Course, dan Digital Marketing Course. Ketiganya terbuka untuk umum dan memberikan digital skill sets yang berbeda.” jelas Ayunda.
Dia menambahkan, saat ini Niagahoster telah meluluskan 246 orang lulusan ketiga program ini.
“Kami berharap, dengan adanya program pengembangan ini dapat membantu masyarakat mendapatkan manfaat positif dari internet. Kedepannya, Niagahoster ingin membuka lebih banyak kelas keterampilan digital yang dapat diakses secara gratis oleh seluruh masyarakat Indonesia,” tutupnya.
FAHRUL ANWAR
Discussion about this post