SDM Berkualitas Dengan Resiliensi dan Kompetensi Tinggi Jadi Jawaban Fenomena Bubble Burst

Sampoerna University

Narasumber Bright Future Talks! bertema “Be a Resilient Talent in Bubble Burst Era." (Foto: istimewa/youngster.id)

youngster.id - Fenomena Bubble Burst diartikan sebagai kondisi perusahaan yang mengalami kondisi ekonomi yang meningkat tajam, tetapi berakhir dengan penurunan yang pesat. Untuk menghadapi tantangan ini maka perlu kesiapan, terutama dalam kualitas sumber daya manusia. Kesiapan itu berupa hard skill dan soft skill.

Associate Director Michael Page Amelia Lestari mengatakan, untuk mempersiapkan generasi berkualitas tinggi harus memperhatikan pembekalan hard skill dan soft skill. Menurut dia, hard skill biasanya menyesuaikan dengan fungsi masing-masing seperti marketing, sales, finance, dan sebagainya. Sementara untuk soft skill, seperti ownership, resilience, proaktif, agile, dan adaptif memegang peranan krusial dalam menentukan SDM tersebut termasuk high-demand talent atau tidak.

“Terkait hal ini, maka penting sekali bagi institusi pendidikan mendorong para siswanya untuk bisa mengasah keterampilan ini melalui beragam program, organisasi, magang, hingga networking. Selain itu, latar belakang pendidikan, seperti kredensial institusi dan gelar internasional juga cukup penting karena menjadi nilai tambah bagi perusahaan dalam memilih calon karyawannya,” jelas Amelia dalam diskusi virtual Bright Future Talks! bertema “Be a Resilient Talent in Bubble Burst Era” yang digelar Sampoerna University, Rabu (21/12/2022).

Hal senada juga disampaikan Ahmad Mawardi selaku Talent Acquisition Division Head MNC Bank. Dia menambahkan, dalam melihat tren kebutuhan perusahaan saat ini, terdapat beberapa kualitas yang harus dimiliki oleh para talenta atau SDM masa depan.

“Di masa mendatang SDM harus memiliki fighting spirit, interpersonal skills, personal branding, more explore & up- to date, dan disiplin. Selain itu, latar belakang pendidikan juga sangat membantu dalam membentuk pola pikir, potensi, dan juga exposure yang dimiliki oleh kandidat, sehingga ke depannya, kompetensi tersebut dapat menjadi modal utama dalam menghadapi dunia kerja” tambah Ahmad.

Selaras dengan pernyataan kedua pakar tersebut, Sampoerna University menjalankan berbagai upaya dalam mempersiapkan para mahasiswa agar siap menghadapi berbagai tantangan di masa depan melalui ekosistem pendidikan dengan kurikulum khas Amerika. Selain itu, Sampoerna University juga memiliki kemitraan strategis dengan University of Arizona, di mana hal ini membuka kesempatan bagi para mahasiswa untuk memperoleh kredensial gelar nasional ataupun internasional.

“Kegiatan edukatif seperti hari ini menjadi salah satu upaya kami untuk menghadirkan dan membahas wawasan terkini dari para pelaku industri, serta bagaimana Sampoerna University bisa memainkan peran solutif di dalam mata rantai pertumbuhan SDM Indonesia yang berkualitas dan tangguh menghadapi berbagai musim dan situasi,” kata Farrah Mahdaly selaku Student & Alumni Affairs Manager Sampoerna University.

Selain memperhatikan pemenuhan akademik, Sampoerna University juga membekali mahasiswanya dengan kompetensi yang dibutuhkan pada saat memasuki dunia kerja, sehingga mahasiswa dapat lebih siap dan lebih percaya diri terhadap keterampilan serta keahlian yang mereka miliki. Terkait hal ini, Sampoerna University memiliki satu divisi khusus, yaitu Student & Alumni Affairs (SAA) Program, sebagai layanan non-akademik Sampoerna University untuk mendukung kesejahteraan dan pengembangan keterampilan mahasiswa serta alumni.

“Sampoerna University melalui divisi SAA menyediakan Layanan Konseling Karier (Career Counseling Services) yang dapat membantu mahasiswa agar siap memasuki dunia kerja dan bersaing dalam kancah global melalui pengalaman magang dan peluang kerja berupa lokakarya karier, CV & Online Profile Review, Vacancies Announcement, dan LinkedIn Learning Access. Selain itu kami juga menawarkan sesi pelatihan dan sertifikasi yang diberikan oleh para profesional serta dirancang untuk membantu mahasiswa mencapai kesuksesan akademik dan profesional,” tutup Farrah.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version