youngster.id - Produk dari para pelaku industri kecil dan menengah (IKM) di sentra rajut Binong Jati, Bandung, Jawa Barat terus berkembang. Industri ini telah menyerap 2.000 orang tenaga kerja dengan nilai investasi puluhan miliar. Tak hanya itu produk rajutan ini telah menembus pasar ekspor hingga ke Nigeria, Afrika.
“Di tengah gempuran barang impor, sentra industri rajutan Binong Jati hingga saat ini masih bertahan dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 2.000 orang dan nilai investasi mencapai Rp31 miliar,” kata Airlangga Hartarto Menteri Perindustrian, ketika meninjau pusat produksi rajutan Jumat (7/4/2017) dilansir Antara dari Bandung.
Airlangga mengatakan, setiap tahun, sekitar 300 industri rumahan di Binong Jati mampu memproduksi sweater rajutan lebih dari 980.000 lusin.
“Produk rajutan Binong Jati tidak hanya dipasarkan di Kota Bandung, namun juga di beberapa kota besar lain, diantaranya Jakarta, Medan, dan telah diekspor ke Malaysia, Brunei, Singapura sampai Nigeria,” ungkapnya.
Airlangga pun meminta kepada para pelaku IKM rajutan di Binong Jati agar selalu meningkatkan produktivitas, kreativitas dan inovasi. Langkah ini guna memenuhi kebutuhan dan mengikuti tren pasar saat ini supaya bisa lebih berdaya saing dalam kompetisi tingkat domestik dan global.
“Apalagi harga produk yang dihasilkan seperti sweater rajutan, cardigan dan aneka model rajutan lainnya sangat terjangkau berkisar antara Rp40.000-100.000,” tuturnya.
STEVY WIDIA
Discussion about this post