youngster.id - Serangan siber DDoS dari parapenjahat siber pada kuartal keempat 2017 menurun dibandung tahun sebelumnya. Namun aksi ini telah memakan korban 84 negara.
Kaspersky Lab dalam siaran pers Kamis (22/2/2018) mengungkapkan, pada kuartal sebelumnya ada 98 negara yang menjadi korban serangan botnet DDoS.
Dari ke-84 negara yang diserang oleh DDoS, Vietnam, Hong Kong, Kanada, Turki, Lithuania, termasuk negara yang paling banyak diserang oleh DDoS.
Sementara, dari segi server pengendali C&C (Command and Control) botnet DDoS, Italia, Hong Kong, dan Inggris merupakan negara tempat server DDoS berasal.
Setelah kenaikan tajam di kuartal ketiga, proporsi botnet Linux (71%) tetap berada pada tingkat yang sama di kuartal keempat ini. Sementara botnet yang menyerang Windows sebanyak 29%.
Namun, persentase serangan SYN DDoS turun dari 60% menjadi 56% karena penurunan aktivitas bot Xod DDoS Linux. Akibatnya, proporsi serangan siber UDP, TCP, dan HTTP meningkat meskipun persentase serangan ICMP menurun pada 2017.
Menurut statistik Kaspersky DDoS Protection, yakni data tentang aktivitas botnet, ada penurunan kepopuleran serangan DDoS yang hanya menggunakan metode HTTP atau HTTPS. Sebelumnya 23% di tahun 2016 dan menjadi 11% di tahun 2017. Pada saat yang sama, frekuensi serangan bersamaan menggunakan beberapa metode meningkat dari 13% menjadi 31%.
Hal ini mungkin terjadi lantaran kesulitan serta biaya yang dibutuhkan untuk mengatur serangan HTTP dan HTTPS. Sementara, serangan campuran memungkinkan penjahat siber untuk menggabungkan keefektifan dengan biaya yang lebih rendah.
Soal durasi serangan DDoS melalui botnet, serangan paling lama yang terjadi pada bulan-bulan akhir 2017, di mana berlangsung 146 jam. Korban serangan siber ini adalah situs perusahaan Tiongkok yang mengajarkan cara memasak makanan tradisional Asia.
FAHRUL ANWAR
Discussion about this post