youngster.id - Musisi dan aktris berbakat, Sherina, adalah salah satu contoh figur yang gemar membaca. Termasuk di tengah pandemi seperti sekarang ini, Sherina mengaku ia semakin memiliki banyak waktu yang dapat digunakan untuk membaca. Sherina menggarisbawahi pentingnya membaca buku untuk bisa membentuk metode berpikir dan landasan argumen kuat dalam mengambil sebuah keputusan.
Bagi Sherina, buku lebih dari sekadar kumpulan tulisan berisi cerita ataupun informasi. Baginya, buku adalah awal dari sebuah perjalanan, di mana setiap orang dapat berjalan melaluinya untuk mengetahui lebih banyak hal sembari menyadari bahwa sejatinya kita tidak tahu akan banyak hal lainnya.
“Awalnya saya juga sering merasa terintimidasi saat melihat buku yang padat tulisan, minim visual, dan berhalaman tebal. Anggapan yang umum beredar, buku hanya dikonsumsi oleh orang-orang yang pintar. Namun pola pikir seperti itulah yang perlu diubah. Justru, orang-orang bisa menjadi pintar karena rajin belajar dan memuaskan rasa ingin tahu dengan membaca buku,” ungkap Sherina dalam keterangannya, Sabtu (24/7/2021).
Perempuan yang pernah menjadi utusan United Nations International Children’s Emergency Fund (UNICEF) ini menyerukan, kebiasaan membaca buku harus disebarkan ke seluruh generasi muda Indonesia. “Sudah selayaknya generasi muda memiliki kegemaran membaca buku agar dapat memiliki pola pikir yang kritis dan bijaksana dalam menilai segala sesuatu. Tidak ada alasan untuk tidak meningkatkan kemampuan diri dan pola pikir yang kritis agar dapat menjadi individu yang cerdas, cerah, dan dapat berkontribusi secara nyata pada lingkungan sekitar,” ungkapnya.
Dengan semangat menyerukan pentingnya membaca buku dan melatih keterampilan fundamental, Sherina kini bergabung menjadi bagian dari Zenius, sebuah platform pendidikan teknologi yang menekankan pentingnya memiliki keterampilan fundamental dan pemikiran kritis.
“Menurutku, ada 3 hal yang penting untuk dimiliki semua orang; rasa ingin tahu yang memotivasi kita untuk terus belajar, berpikir kritis yang membuat kita mempertanyakan segala informasi yang kita terima, dan penalaran ilmiah (scientific reasoning) sebagai cara terbaik dalam memahami dunia. Dan setiap orang bisa mulai dari mana saja untuk mengembangkan ketiga hal tersebut,” ujarnya.
Sementara itu Founder dan Chief Education Officer Zenius Sabda PS mengatakan, dalam kesehariannya, Sherina adalah figur muda yang selalu mengedepankan rasa ingin tahu yang besar dan nilai-nilai berpikir kritis. Sherina pun merupakan sosok yang memiliki kecintaan pada proses belajar dan tidak mudah berpuas diri.
“Sepanjang lebih dari 10 tahun saya mengenal Sherina, kami sering berbagi nilai dan semangat yang sama akan pentingnya keterampilan fundamental yang kuat dan pola berpikir kritis. Untuk itu, menyambut Sherina ke dalam keluarga Zenius merupakan sebuah keputusan tepat sebagai figur yang dapat mewakili semangat Zenius, yaitu cerdas, cerah, dan asik,” tutur Sabda.
Menurut dia, Sherina dan Zenius akan bersama-sama menyuarakan pentingnya anak muda untuk melatih keterampilan fundamentalnya. Sherina juga akan membantu menyebarluaskan kampanye Zenius, termasuk meningkatkan keterampilan fundamental melalui ZenCore, yang memungkinkan pengguna melatih keterampilan tersebut secara adaptif. Fitur ZenCore yang memanfaatkan teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI) ini resmi dirilis Zenius sejak awal Juli lalu. Sebagai pionir di bidang pendidikan teknologi, Zenius akan terus menghadirkan inovasi untuk menghadirkan pengalaman belajar terbaik bagi masyarakat.
STEVY WIDIA
Discussion about this post