youngster.id - Memasuki tahun kedua Ramadan selama pandemi, masyarakat masih membatasi pelaksanaan sejumlah tradisi dan ritual Ramadan. Laporan hasil survei NeuroSensum Annual Ramadan Spending Tracker 2021 mengungkapkan 66% masyarakat merasakan ritual Ramadan yang paling berdampak adalah pelaksanaan Tarawih di masjid.
“Di tahun ini masyarakat kita sudah lebih bisa memahami apa yang bisa dan tidak bisa dilakukan selama Ramadan. Masyarakat mulai beradaptasi mencapai ‘keseimbangan’ antara mencegah penularan Covid-19 dan melakukan perayaan atau tradisi sederhana di bulan Ramadan nanti.” ungkap Rajiv Lamba , CEO NeuroSensum & SurveySensum dalam siaran pers Jumat (26/3/2021).
Lebih dari itu, NeuroSensum Annual Ramadan Spending Tracker – 2021 melakukan wawancara kepada 500 responden di 5 kota besar di Indonesia bagaimana COVID-19 mempengaruhi perayaan Ramadan mereka. Survei tersebut dilakukan pada Februari lalu saat mereka tengah merencanakan belanja Ramadan untuk memahami belanja dan kebiasaan bertransaksi.
Meski sudah setahun hidup dalam pandemi, 62% konsumen masih khawatir dengan penyebaran Covid-19. Karena itulah Ramadhan tahun ini alih-alih melaksanakan shalat Taraweeh di masjid, mereka lebih memilih melakukannya di rumah dengan keluarga inti.
Selain itu mayoritas masyarakat sudah mulai merencanakan belanja Lebaran 2021 sejak Maret 2021. Sekitar 41% konsumen berbelanja satu bulan sebelum Ramadan, yaitu untuk barang keperluan sehari-hari dan fesyen. Di 2-3 bulan sebelum Ramadhan, 25%masyarakat sudah membeli tiket mudik dan 13 % lainnya memutuskan baru akan berbelanja selama bulan Ramadhan. Di luar itu, terdapat 10 persen masyarakat yang merasa tidak berbelanja sama sekali untuk Ramadhan tahun ini.
“Meskipun pandemi berdampak berbeda pada setiap orang, rencana perjalanan untuk Ramadan 2021 tetap tenang untuk hampir semua orang. Sementara 38 persen konsumen akan bepergian untuk mudik, 45% konsumen tidak akan bepergian sama sekali. Selain itu, meski mereka akan merayakan Ramadan dengan sedikit lebih layak disbanding tahun lalu, mereka akan memiliki beberapa batasan. Misalnya, 31 % konsumen tidak akan bersosialisasi dengan teman atau keluarga dan 27% tidak akan makan sahur di luar rumah,” ungkap Rajiv.
“Penggunaan saluran online telah meningkat sejak tahun lalu. Beberapa perusahaan e-commerce pun mengatakan bahwa banyak hal yang mereka harapkan terjadi dalam empat tahun ke depan telah terjadi dalam satu atau dua tahun terakhir di Indonesia. Pandemi ini mempercepat akselerasi trafik saluran online karena seluruh transformasi digital yang seharusnya terjadi dalam lima tahun ke depan telah terjadi dalam enam bulan,” pungkasnya.
FAHRUL ANWAR
Discussion about this post