youngster.id - Perusahaan teknologi ecommerce lokal SIRCLO meluncurkan bagian pertama dari laporan e-commerce mereka berjudul “Navigating Market Opportunities in Indonesia’s E-Commerce”.
Chief Executive Officer & Founder SIRCLO, Brian Marshal, mengatakan bahwa dibuatnya laporan ini bertujuan untuk memberikan amunisi informasi kepada semua pemegang kepentingan untuk bersama-sama berkolaborasi mendorong inovasi dan pertumbuhan e-commerce tanah air.
“Sekarang, pertumbuhan industri e-commerce Indonesia sedang dalam masa pesatnya. Di Indonesia, kami melihat masih banyak pemain lokal yang memiliki potensi untuk bertumbuh pesat, yang apabila kita dukung dengan teknologi dan kolaborasi informasi seperti ini mampu memaksimalkan potensi dan ekspansi bisnis mereka,” jelas Brian dalam keterangannya Kamis (14/11/2019) di Jakarta.
Dalam laporan itu disebut kenaikan 200% investasi digital di Indonesia dari tahun ke tahun. Kenaikan jumlah dan nilai investasi ini paling jelas terlihat pada sektor e-commerce, yang menyumbang 58% dari total nilai investasi keseluruhan di tahun 2018 atau sekitar US$3 miliar (Rp42 triliun), diikuti sektor transportasi sebesar 38%,” ungkap Brian.
“Hal ini terjadi berkat unicorn ecommerce tanah air seperti Tokopedia dan Bukalapak yang berhasil menarik perhatian berbagai investor luar dan dalam negeri. Misalnya, Tokopedia yang mengantongi investasi senilai US$1,1 miliar (Rp15,4 triliun) dari Alibaba di akhir tahun 2018 dan Bukalapak yang mendapat suntikan dana dari Mirae dan Naver Corp senilai US$50 juta (Rp700 miliar) di kuartal pertama tahun 2019,” tambahnya.
Wajar bahwa para investor optimis dan berani berinvestasi di pasar e-commerce Indonesia. Pasalnya, menurut data yang terkumpul dalam laporan SIRCLO, penjualan ritel e-commerce Indonesia diperkirakan mencapai US$15 miliar (Rp210,8 triliun) pada 2018 dan akan meningkat lebih dari empat kali lipat pada tahun 2022, menyentuh angka US$65 miliar (Rp913,6 triliun). “Hal ini membuat ritel online yang tadinya hanya menyumbang 8% penjualan total pada tahun 2018, akan menembus 24% di tahun 2022,” tambah Brian.
Penemuan-penemuan inilah yang membuat SIRCLO optimis terhadap potensi perkembangan industri e-commerce di tanah air. “Melihat data-data internal maupun eksternal, pertumbuhan e-commerce di Indonesia pada tahun 2019 masih sangat positif. Bahkan beberapa tahun mendatang, dapat berkembang menjadi 8 hingga 10 kali lipat. Kami berharap adanya laporan ecommerce ini dapat memicu kerjasama yang lebih erat lagi antara penjual ritel, para pemain utama dalam ekosistem e-commerce, dan e-commerce enabler seperti kami untuk mengakselerasikan pertumbuhan,” kata Brian.
Pada Laporan kali ini disebutkam informasi-informasi penting seputar tren pertumbuhan pasar ecommerce Indonesia, seperti perbandingan antar-pasar di Asia Tenggara, jumlah investasi pemerintah untuk infrastruktur e-commerce, serta potensi pasar untuk investor global dan lokal. Laporan selengkapnya akan secara resmi diluncurkan pada tanggal 25 November 2019 di laman situs SIRCLO.
FAHRUL ANWAR
Discussion about this post