youngster.id - Aplikasi belanja asal Indonesia Snapcart targetkan raih pendapatan tiga kali lipat tahun ini. Untuk itu pengelolanya akan melakukan inovasi dan ekpansi.
Reynazran Royono, CEO dan founder Snapcart mengatakan, perusahaan akan melakukan inovasi dan ekspansi untuk memperluas bisnis.
“Sebagai perusahaan yang tidak hanya menyediakan aplikasi, akan terus berinovasi dalam hal mendapat data pembelanjaan. Karena tantangannya di Indonesia banyak toko yang belum memakai struk belanja, jadi kita kembangkan aplikasi untuk bisa mendapat data dari toko yang tidak ada struk belanja,” ucap Reynazran baru-baru ini di Jakarta.
Rey juga menjelaskan dalam perluasan bisnis yang telah dilakukan, Snapcart telah bekerjasama dengan 35 brand dan perusahaan multinasional seperti Loreal, Nestle, Procter & Gamble, Unilever dan lainnya. Jumlah unduhan Snapcart pun sudah lebih dari satu juta unduhan.
“Target pendapatan dua tahun ke depan rata-rata tumbuh tiga kali lipat dari tahun sebelumnya. Untuk angkanya saya belum bisa bilang karena kami disuntik dana oleh private company,” ungkapnya.
Dengan rencana dan target pendapatan yang ditetapkan Snapcart akan mengembangkan lini bisnisnya di Indonesia. Sebab, diakui Rey potensi pengguna Snapcart di Indonesia cukup besar.
“Bayangkan saja, jumlah penduduk di Indonesia kurang lebih 250 juta penduduk, dengan jumlah toko kelontong lebih dari tiga juta, potensinya besar,” tambahnya.
Sebelumnya Snapchart pada akhir tahun 2017 lalu memperoleh suntikan dana US$1,675 juta dari Wavemaker Partners, SPH Media Fund, SMDV, dan Ardent Capital.
Tidak hanya inovasi layanan, Snapcart pun akan melakukan ekspansi ke negara lain. Hingga kini, ada empat negara di mana Snapcart beroperasi yaitu Indonesia, Filipina, Singapura dan Brazil.
STEVY WIDIA
Discussion about this post