Spotify Siap Melantai di Bursa Saham

Sunita Kaur Managing Director Spotify Asia. (Foto: doyene/Youngsters.id)

youngster.id - Spotify, akan segera melantai di bursa saham New York Stock Exchange. Menariknya, perusahaan platform streaming music ini mengambil langkah yang tidak biasa di pasar publik Amerika Serikat (AS).

Perusahaan asal Swedia tersebut telah mengajukan direct listing atas sahamnya yang akan diperdagangkan sebagai SPOT di New York Stock Exchange. Tetapi ketimbang melakukan penawaran saham perdana (IPO, Initial Public Offering) konvensional, perusahaan menggunakan direct listing yang membuat para investor dan karyawan bisa menjual sahamnya tanpa merekrut broker atau underwriter untuk mengurus proses penawaran.

Dilansir Reuters, Kamis (1/3/2018), langkah itu karena Spotify tidak akan mengeluarkan saham baru, maka perusahaan tidak merinci harga listing.

Spotify menyatakan valuasinya saat ini antara US$16,8 miliar dan US$22,5 miliar. Perhitungan ini berdasarkan perkiraan harga saham antara US$ 9 dan US$ 127,50 di pasar privat pada Februari dan 178 saham beredar pada akhir bulan yang sama.

Dalam dokumen pengajuannya, Spotify mencantumkan data finansial yang memperlihatkan pertumbuhan pendapatan dan biaya operasional yang relatif stabil. Ini merupakan kali pertama Spotify mengungkapkan data finansialnya ke publik.

Spotify pertama kali dirilis pada 2008 dan telah tersedia di lebih dari 60 negara. Selain itu, Spotify juga merupakan perusahaan streaming musik terbesar di dunia, serta merupakan rival utama Apple, Amazon dan Google, yang juga memiliki layanan serupa.

“Kami yakin dengan universalitas musik, memberikan kami peluang untuk menjangkau lebih dari 3,6 miliar pengguna internet di dunia,” tulis Spotify dalam laporannya.

Spotify saat ini memiliki 71 juta pelanggan premium di dunia, dua kali lebih banyak daripada Apple dengan 36 juta. Total termasuk untuk layanan gratis, Spotify memiliki rata-rata 159 juta pengguna bulanan. Tarif berlangganan Spotify premium sebesar US$ 9,99 per bulan. Spotify melihat ada potensi besar dalam layanan iklannya (gratis) yang tidak dimiliki Apple.

“Dengan layanan berbasis iklan, kami yakin ada peluang besar untuk menumbuhkan pengguna dan mendapatkan pangsa pasar dari radio tradisional,” demikian Spotify menjelaskan dalam laporannya.

STEVY WIDIA

Exit mobile version