youngster.id - Penggunaan antibiotik tetrasiklin pada ayam boier yang berlebihan dapat menimbulkan masalah resistensi pada konsumen. Dan akan menimbulkan dampak negatif. Masalah itu kini ada solusinya, yakni Alat yang bernama STARTEC (Smart Tetracycline Residual Kit Detection). Alat ini dapat mendeteksi residu tetrasiklin pada daging ayam broiler.
Alat yang bernama STARTECini merupakan bagian dari Program Kreatifitas Mahasiswa Karya Cipta. Alat ini digagas oleh Bekti Sri Utami (FKH 2013), Hana Razanah (FKH 2013), Puspita Diah Pravitasari (FMIPA 2012), Fitri Indah Permata (FKH 2014), Annisa Rizqi Rafrensca (FKH 2014).
Berawal dari keresahan terhadap tingginya penggunaan antibiotik tetrasiklin pada ayam broiler yang melebihi ambang batas, lima orang mahasiswa Universitas Brawijaya membuat sebuah alat deteksi residu tetrasiklin pada daging ayam broiler. Alat ini mendeteksi adanya sisa antibiotik tetrasiklin pada daging ayam.
Tetrasiklin merupakan antibiotik yang digunakan sebagai pencegah infeksi penyakit dan pemacu pertumbuhan pada ayam broiler. Tetrasiklin memiliki spektrum luas, artinya tetrasiklin memiliki kemampuan melawan sejumlah bakteri patogen. Selain itu, tetrasiklin merupakan antibiotika yang murah dan mudah diperoleh.
“Dampak dari penggunaan antibiotik pada ayam yaitu akan meninggalkan residu pada karkas ayam dan dapat menimbulkan masalah resistensi pada konsumen karena jumlah subterapetik yang diterima secara terus-menerus, gangguan terhadap mikroflora normal dalam usus yang dapat mengurangi populasi dan mengeliminasi strain-strain bakteri baik, menimbulkan alergi, hipersensitivitas, dan toksik dalam tubuh konsumen,” papar Puput.
Di bawah bimbingan drh. Dyah Ayu Oktaviane A.P., M.Biotech, alat ini akan terus diteliti dan dikembangkan untuk benar-benar dapat digunakan oleh masyarakat di Indonesia. Sehingga dapat mecegah konsumen mengonsumsi tetrasiklin yang melebihi ambang batas dan dapat meningkatkan keamanan pangan asal hewan.
“Kami menginovasikan alat ini dengan prinsip reaksi antara tetrasiklin dan H2SO4. Karena dengan reaksi tersebut, dapat terlihat adanya perubahan warna. Cara kerja alat ini adalah dengan menumbuk daging ayam hingga sedikit halus, kemudian disuntikkan larutan Asam Etilen Diamin Tetra Asetat (EDTA) dan Asam Sulfat (H2SO4). Daging ayam dengan residu tetrasiklin akan berubah menjadi warna ungu. Perubahan warna inilah yang kami jadikan indikator deteksi” jelas Bekti.
STEVY WIDIA
Discussion about this post