youngster.id - Belakangan ini solusi manajemen dan machine learning big data dinilai dapat menjawab kebutuhan di pelaku bisnis dalam membuat keputusan dan kebijakan bisnis yang lebih baik. Startup teknologi ini mulai dilirik para investor. Seperti Delman, yang menerima pendanaan tahap awal (seed funding) senilai US$1,6 juta.
Pendanaan ini yang dipimpin oleh Intudo Ventures, beserta Prasetia Dwidharma Ventures dan Qlue Performa Indonesia. Delman akan menggunakan pendanaan ini untuk melakukan ekspansi bisnis yang agresif, yaitu dengan mengembangkan ekosistem manajemen big data yang dapat digunakan klien untuk membuat prediksi dan keputusan bisnis, serta membangun Delman R&D Center (pusat pengembangan dan riset big data) di Surabaya tahun ini.
Founder & CEO Delman, Surya Halim, menjelaskan pendanaan tahap awal ini merupakan kerja sama strategis Delman dengan Intudo Ventures, Prasetia Dwidharma Ventures, dan Qlue Performa Indonesia.
“Delman hadir untuk mempercepat proses integrasi dan pengolahan data dari berbagai sumber hingga 30 kali lebih cepat, dengan mengimplementasikan kecerdasan buatan (artificial intelligence) dan pemelajaran mesin (machine learning) dalam proses data cleansing dan warehousing. Delman akan mengembangkan ekosistem manajemen big data secara end-to-end mulai dari menggabungkan, membersihkan, dan mengklasifikasi data hingga memvisualisasikan data dalam bentuk dashboard yang mudah dipahami,” ungkap Surya dalam keterangannya, Rabu (27/5/2020).
Menurut dia, masalah klasik terkait data di Indonesia adalah banyaknya data yang tidak terstruktur dan tidak serasi satu sama lain, diolah secara tradisional, dan minimnya wawasan tim dalam mengolah data. Bahkan mereka menemukan bahwa rata-rata perusahaan mengeluarkan US$200 ribu dan 70% waktunya untuk membersihkan (cleansing) dan mengklasifikasikan data menjadi sebuah database (warehousing). Banyak data yang bentuknya tidak seragam, tidak beraturan, hingga salah ketik, sehingga menyulitkan data scientist untuk mengolah data tersebut dan menjadikannya analisis yang tepat secara real-time.
“Solusi manajemen big data Delman membantu perusahaan untuk mempercepat proses integrasi data yang berasal dari berbagai sumber. Data tersebut akan diolah dan dianalisis untuk menghasilkan insight terbaik yang dapat digunakan oleh manajemen perusahaan dalam pengambilan keputusan,” ucap Surya lagi.
Surya menegaskan, startup yang berdiri 2018 ini menyajikan berbagai fitur yang dapat diimplementasikan secara mudah seperti Data Cleansing Assistant, Identity Matching, dan juga konfigurasi spesifik yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan klien. Untuk mendukung hal tersebut, Delman akan membangun Delman R&D Center di Surabaya dan merekrut data scientist terbaik untuk mengembangkan produk dan layanan analisis big data, termasuk merekrut data scientist Indonesia yang saat ini bekerja di Silicon Valley.
Founding Partner Intudo Ventures Eddy Chan mengatakan, dengan menggabungkan pendekatan lokal dan keahlian teknis tingkat global, Delman mendukung perusahaan di Indonesia melalui solusi big data yang dikembangkan khusus untuk bisnis Indonesia, dengan tujuan akhir membantu end-user memperoleh hasil yang lebih baik.
“Sejak bertemu dengan founding team Delman di Silicon Valley pada tahun 2017, kami telah melihat pertumbuhan mereka sebagai manajemen yang solid dan kami akan terus mendukung mereka ke depannya,” ucap Eddy.
Sementara itu, Founder dan CEO Qlue Rama Raditya mengatakan di tengah pandemi Covid-19, Qlue tetap secara aktif melakukan investasi di startup yang memiliki potensi besar, salah satunya adalah Delman.
“Pasar big data di Indonesia akan terus berkembang dan pemenuhan kebutuhan solusi big data pun mulai bergeser ke perusahaan lokal karena solusi yang diberikan sesuai dengan kebutuhan perusahaan Indonesia. Selain itu kami melihat banyak perusahaan di Indonesia yang ingin melakukan transformasi digital, namun belum optimal dalam mengolah dan menganalisis big data. Kami berharap investasi ini akan membantu Delman untuk terus melakukan inovasi di bidang AI dan machine learning untuk analisis big data,” tutup Rama.
STEVY WIDIA
Discussion about this post