youngster.id - Tumbasin, startup e-grocery mengumumkan penutupan layanan dan operasional. Perusahan rintisan dari program Indigo ini juga mengajukan kepailitan.
Sejak awal Mei 2023, seluruh operasional Tumbasin baik website maupun aplikasisudah berhenti beroperasi. CEO dan Co-Founder Tumbasin Bayu Saubig mengatakan setelah berjuang sejak 2017, Tumbasin menghadapi tantangan keuangan yang tidak dapat diatasi. Alhasil perusahaan akan mengajukan kepailitan.
“Meskipun ini adalah masa-masa yang penuh tantangan, kami percaya bahwa dengan ketekunan dan ketangguhan, kami akan bangkit kembali, sekali lagi, terima kasih kepada semua pihak eksternal yang telah mendukung kami,” tulis Bayu dalam unggahan di LinkedIn Jumat (5/5/2023).
Sebelumnya Tumbasin yang berpusat di Semarang ini mendapatkan pendanaan yang tidak diungkapkan pada 2021 melalui program Indigo.
E-grocery sempat menjadi salah satu sektor primadona agritech. Ukuran pasar online grocery di Indonesia diperkirakan tumbuh hingga US$6 miliar (sekitar Rp91,56 triliun) pada 2025. Angka itu menjadikan pasar e-grocery Indonesia sebagai salah satu dengan pertumbuhan tercepat di Asia Tenggara.
Tetapi, industri tidak mudah untuk ditaklukkan. Bahkan belakangan sejumlah startup di sektor ini menutup layanannya. Seperti TaniHub Group yang menutup layanan e-grocery B2C dan fokus pada B2B. Kemudian HappyFresh yang sempat menutup layanan supermarket di Indonesia dan Malaysia.
STEVY WIDIA
Discussion about this post