youngster.id - Startup digital sedang menjadi primadona. Namun usaha rintisan tidak melulu berbasis ekonomi. Bahkan subsektor unggulan merupakan subsektor yang berkontribusi besar terhadap PDB nasional, adalah yaitu kuliner, fashion, dan kriya. Bahkan startup kuliner Indonesia diprediksi bisa mendunia.
Untuk mendorong hal itu, Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) menyelenggarakan foodstartup Indonesia sebagai pilot project pengembangan subsektor kuliner. Acara ini bertujuan membina pelaku ekonomi kreatif agar mampu memperluas akses permodalan.
Wakil Kepala Bekraf Ricky Joseph Pesik mengatakan, kuliner merupakan bagian dari subsektor unggulan, yakni subsektor yang berkontribusi besar terhadap PDB nasional, selain fashion, dan kriya. “Kami berharap, foodstartup Indonesia bisa menciptakan startup-startup yang muncul di level global,” ucap Ricky saat membuka gelar Foodstartup baru-baru ini.
Deputi V Bidang Fasilitasi Hak Kekayaan Intelektual (HKI) dan Regulasi Ari Juliano Gema menambahkan, startup bukan hanya berbasis teknologi. Ari berharap, 50 startup yang terpilih ikut acara ini bisa memanfaatkan fasilitas Bekraf.
“Ekonomi kreatif membutuhkan hak kekayaan intelektual supaya produk kita tidak mudah diduplikasi oleh orang lain. Bisnis plan perlu dipikirkan HKI dan anggarannya. Bekraf melalui Deputi Fasilitasi HKI dan Regulasi memberikan bantuan teknis dan finansial mendaftarkan HKI,” ucap Ari.
Deputi Fasilitasi HKI dan Regulasi menargetkan 1.000 pendaftaran HKI. Sampai sekarang, Bekraf sudah menerima 1.354 berkas. Capasity building yang diselenggarakan yaitu fasilitasi 5.000 sertivikasi profesi. Hak kekayaan inilah yang menjadi salah satu syarat kuat untuk mendukung startup berekspansi ke luar negeri.
Direktur Pengembangan Pasar Luar Negeri Bekraf Bonifasius Wahyu Pudjianto menyatakan, strategi menuju ke pasar internasional atau luar negeri, antara lain branding dan HKI. “Temukan produk yg menjadi kekuatan Anda, kemudian branding, HKI, patenkan, dan siap dipasarkan ke luar negeri,” pungkas Boni.
Dalam hal tersebut, Bekraf membantu mempromosikan produk startup ke pasar dalam dan luar negeri. Salah satunya, bekerjasama dengan Lembaga Ekspor Indonesia untuk bantuan permodalan dengan bunga pinjaman rendah.
Di samping promosi, Kepala Sub Direktorat Edukasi Ekonomi Kreatif untuk Publik Mohammad Amin bilang, Bekraf juga memfasilitasi startup dengan pelatihan-pelatihan, seperti pengemasan produk kuliner, aplikasi, serta pelatihan coding mum dan coding for women untuk tahun 2017. Melalui permodalan, imbuh Deputi II Bidang Akses Permodalan Fadjar Hutomo, Bekraf juga membantu melalui pembangunan ekosistem ekonomi kreatif.
STEVY WIDIA
Discussion about this post