Startup Quick Commerce Bananas Tutup Layanan

Bananas

Founder Bananas (ki-ka) Kristian Sinaulan (CTO) dan Mario Gaw (CEO). (Foto: istimewa/Bananas)

youngster.id - Startup quick commerce Bananas mengumumkan akan tutup layanan e-grocery setelah beroperasi selama 10 bulan. Sebelumnya Bananas didukung oleh sejumlah investor, seperti East Ventures, SMDV, Arise, dan Y Combinator dengan pendana yang diperoleh sebesar US$1,5 juta.

Dalam pengumuman yang disampaikan perusahaan di media sosial, perusahaan mengucapkan rasa terima kasih kepada mitra dan pemasok utama yang telah mendukung hadirnya layanan e-grocery dari Bananas untuk melayani para konsumen. Namun, perusahaan mengakui setelah beroperasi selama berbulan-bulan, sembari terus bereksperimen dengan berbagai bagian bisnis, tidak menemukan bagaimana dapat menciptakan unit ekonomi yang dapat bekerja.

“Dengan dukungan luar biasa dari investor kami, kami telah memutuskan untuk memanfaatkan runway yang tersisa untuk membangun sesuatu yang lebih baik,” tulis pengumuman tersebut, Jumat (14/10/2022).

Lebih lanjut disampaikan, berkaitan dengan itu manajemen akan menghentikan layanan e-grocery setelah selesai menjual semua stok dengan diskon yang signifikan. Perusahaan juga memastikan semua talentanya yang terkena dampak dapat segera mendapat tempat baru selama masa transisi ini, dengan memanfaatkan jaringan dan kolega di industri.

“Ini hanya perpisahan sementara dari tim di balik Bananas. Kami yakin bahwa masa-masa sulit ini hanya akan menempa orang-orang di dalamnya untuk menjadi lebih baik dan lebih kuat di masa depan,” tutup pengumuman tersebut.

Sebelumnya Bananas didukung oleh sejumlah investor, seperti East Ventures, SMDV, Arise, dan Y Combinator dengan pendana yang diperoleh sebesar US$1,5 juta.

Di awal CEO dan Fonder Bananas Mario Gaw mengatakan, layanan quick commerce masih terbilang baru di Indonesia. Namun, pihaknya melihat adanya peluang sangat besar pada groceries market ini terutama mengingat besarnya populasi masyarakat Indonesia dan besarnya pasar untuk barang kebutuhan sehari-hari yang belum tergarap.

“Sejak awal berdiri, kami ingin menciptakan pengalaman berbelanja yang menyenangkan bagi konsumen kami dan terus melakukan inovasi dalam memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan mereka,” kata Mario dalam keterangan tertulis beberapa waktu lalu.

Kegagalan menemukan unit ekonomi yang cocok jadi penyebab utama sepertinya menjadi penyebab diambilnya keputusan penutupan layanan tersebut.

STEVY WIDIA

Exit mobile version