youngster.id - Startup edutech Zenius menargetkan pembangunan satu gerai di setiap kota/kabupaten di Indonesia pad 2024. Strategi ini usai akuisisi terhadap lembaga pendidikan luar sekolah Primagama pada Februari.
Chief Product and Growth Officer Zenius Sony Radhityo mengatakan, Primagama sudah menerapkan model bisnis franchise sejak 2001. Ini terbukti mampu meningkatkan jumlah gerai 300% dalam waktu dua tahun.
“Oleh karena itu, Zenius ingin mengembangkan bisnis model tersebut. Ini untuk mendapatkan pertumbuhan bisnis yang lebih agresif lagi,” katanya dalam keterangan pers, Selasa (19/4/2022).
Menurut Sony, saat ini terdapat 268 franchisee New Primagama Powered by Zenius yang tersebar di 21 provinsi. Zenius menargetkan untuk memiliki satu gerai di setiap kota/kabupaten pada 2024.
“Bergabungnya Primagama ke dalam ekosistem pembelajaran Zenius, memungkinkan kami ekspansi bisnis yang agresif, sekaligus membawa model pembelajaran hybrid dan two teachers model. Ini diharapkan menjadi solusi model pembelajaran terbaik setelah pandemi berakhir,” katanya.
New Primagama Powered by Zenius dinilai akan membawa perubahan positif di industri pendidikan di Indonesia melalui pengajar, kurikulum, dan fasilitas yang berkualitas di seluruh gerai Primagama.
Zenius menggelar pertemuan dengan lebih dari 250 franchisee atau pemegang lisensi New Primagama Powered by Zenius di tujuh kota. Pertemuan diadakan di Yogyakarta (16 Maret), Jakarta (23 Maret), Bogor (28 Maret), Medan (7 April), Palembang (12 April), Surabaya (20 April), dan Malang (22 April).
Zenius telah mengumpulkan pendanaan lebih dari US$ 40 juta atau Rp 576 miliar. Dana segar ini diraih dari anak usaha Telkom, MDI Ventures. Sebelumnya, Zenius telah mendapatkan dana dari Northstar Group, Alpha JWC, Openspace Ventures, investor baru hingga Beacon Venture Capital.
CEO Zenius Rohan Monga mengatakan, pendanaan dari MDI Ventures akan mendukung pengembangan lebih lanjut dan perluasan ekosistem pembelajaran Zenius. “Kami akan terus fokus pada peningkatan pengalaman belajar yang dipersonalisasi dengan meningkatkan teknologi pembelajaran adaptif, dan menggunakan metode gamifikasi untuk meningkatkan motivasi belajar siswa,” pungkasnya.
STEVY WIDIA