youngster.id - Selama tahun 2022, perusahaan insurance technology (insurtech) Fuse mampu membukukan Gross Written Premium (GWP/pendapatan premi bruto) lebih dari US$200 juta atau lebih dari Rp3 triliun, dengan menerbitkan lebih dari 150 juta polis.
Dibandingkan dengan tahun 2021, jumlah GWP ini meningkat sebesar 200%, sedangkan jumlah polis yang diterbitkan naik sebesar 360%.
Founder & Chief Executive Officer (CEO) Fuse, Andy Yeung mengklaim, platform teknologi mobile Fuse sangat aman dan scalable, yang bisa memproses volume transaksi dan data yang tinggi. Hal itu membuat Fuse tumbuh pesat selama beberapa tahun terakhir, sehingga mampu menerbitkan lebih dari 150 juta polis dan membukukan GWP lebih dari Rp 3 triliun di tahun 2022.
“Di balik semua pencapaian ini, kami sangat bersyukur bisa bekerja sama dengan banyak perusahaan asuransi (terutama partner Titanium), mitra bisnis digital, investor dan partner agen/ broker, serta karyawan Fuse yang penuh dedikasi dan selalu mengerahkan kemampuan terbaik,” ujar Andy, Selasa (21/3/2023).
Menurut Andy, saat ini, lebih dari 100 ribu partner agen/broker menggunakan aplikasi Fuse Pro untuk mengajukan penerbitan polis asuransi, mengajukan klaim, mengelola jaringan (downline) serta menarik komisi.
Sedangkan untuk bisnis model B2B2C (business to business to customer), Fuse bekerja sama dengan berbagai kanal digital dan e-commerce seperti Tokopedia, Grab dan sebagainya. Fuse juga menjadi satu-satunya insurtech yang dipilih dan ditunjuk oleh Tokopedia sejak tahun 2021, untuk menangani dan mendukung berbagai produk asuransi umum untuk pengguna Tokopedia.
Dengan visi untuk membuat asuransi terjangkau bagi semua orang di kawasan Asia Tenggara, Fuse telah berekspansi ke Vietnam, Thailand dan Malaysia. Strategi ekspansi ini akan terus dilancarkan di tahun 2023.
“Kami melihat banyak orang di kawasan Asia Tenggara masih belum terproteksi dan kami harap semakin banyak orang bisa mendapatkan perlindungan asuransi,” tutup Andy.
HENNI S.