youngster.id - Tanoto Foundation menyelenggarakan Tanoto Student Research Award (TSRA) 2021. Ajang ini untuk mendorong inovasi di lingkungan perguruan tinggi guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia dan generasi muda untuk berinovasi melalui penelitian terapan di kampus.
Aryanti Savitri, Head of Scholarship & Leadership Development Tanoto Foundation menuturkan, inovasi berperan penting dalam kemajuan bangsa. Melalu inovasi pula, efisiensi dalam perekonomian bisa diciptakan, sehingga berbagai produk yang dihasilkan semakin kompetitif.
“Tanoto Foundation sebagai organisasi filantropi yang fokus pada pendidikan, mendorong generasi muda untuk bisa berinovasi dan mengembangkan aplikasi pengetahuan yang mereka dapat di perguruan tinggi untuk menjadi produk yang bisa langsung dimanfaatkan oleh masyarakat. Melalui Tanoto Student Research Award ini, kami juga ingin meningkatkan jumlah peneliti di Indonesia, terutama para peneliti muda yang tumbuh dari perguruan tinggi,” kata Aryanti Savitri dalam keterangannya, Jumat (26/2/2021).
Tanoto Student Research Award telah berjalan sejak 2007 yang bermitra dengan IPB University, Institut Teknologi Bandung, Universitas Indonesia, Universitas Diponegoro, Universitas Brawijaya, dan Universitas Hasanudin.
Tahun ini, Tanoto Foundation menghibahkan dana riset sebesar Rp 150 juta untuk setiap universitas yang digandeng. Adapun jumlah penelitian yang dibiayai mencapai 80 penelitian. “Untuk sinergitas lebih lanjut dengan program Kampus Merdeka, hari ini kami juga mengundang perwakilan dari Dunia Usaha dan Dunia Industri, serta Kedaireka yang merupakan platform baru dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang mempertemukan dunia pendidikan dan dunia usaha, “ lanjut Aryanti Savitri.
Terdapat 24 finalis TSRA yang berkompetisi di tingkat nasional. Kompetisi dibagi dalam dua kategori yaitu Teknologi dan Sains.
Salah satu pemenang TSRA 2021 kategori Teknologi adalah tim dari IPB University yang menciptakan Alat Pendeteksi Kualitas Minyak Goreng Portable. Anggota tim, Abdul Azim menjelaskan dengan teknologi uji kualitas pangan yang dikembangkan ini diharapkan bisa menghasilkan kualitas pangan terbaik.
”Saat kami melakukan sidang pengujian kualitas pangan di lab, kami menyadari hal itu memakan waktu yang lama,” kata Abdul Azim.
Sementara itu, pemenang dari kategori Sains merupakan tim dari Universitas Brawijaya, Achmad Roekhan. Tim ini meneliti tentang Kemampuan Multifungsi Konsorsium Bakteri Kitinolitik dalam Budidaya Tanaman Kedelai. Dengan Bakteri Kitinolitik diharapkan dapat memacu pertumbuhan pada tanaman kedelai dan menjaga kelestarian lingkungan.
STEVY WIDIA
Discussion about this post