youngster.id - Sejatinya, AI generatif dapat mengubah lanskap pekerjaan di sektor industri hiburan, yang mencakup film, TV, musik, dan gim.
Hal itu terungkap dari sebuah survei yang dilakukan oleh perusahaan konsultan CVL Economics terhadap 300 pemimpin industri hiburan. Laporan itu menyebutkan , pekerjaan seperti pemodelan 3-D, desain karakter dan lingkungan, pembuatan suara, kloning, dan pengomposisian sangat rentan terhadap dampak AI.
Laporan ini ditugaskan oleh Animation Guild, Concept Art Assn., Human Artistry Campaign, dan National Cartoonists Society Foundation.
Di industri musik, pembuatan dan kloning suara, pembuatan dan perekaman musik, serta komposisi lirik juga terancam oleh kemajuan teknologi ini.
Victoria Lijaya, seorang animator gameplay berpengalaman di studio game AAA Blizzard Entertainment dan Hasbro Inc., mengakui ketidakteraturan dalam penggunaan AI.
“Saya melihat banyak peluang AI dapat diterapkan dalam pengembangan gim, baik untuk menghasilkan konsep, membuat prototipe, membuat skrip alur cerita, atau bahkan menyederhanakan tugas-tugas padat karya. Akibatnya, ada potensi berkurang peran pekerjaan tertentu. Namun, terdapat perdebatan etis seputar penggunaan AI, terutama karena produk ini dapat dibuat tanpa persetujuan eksplisit dari berbagai pencipta,” kata Victoria, dikutip Selasa (14/5/2024).
Victoria juga menyoroti perdebatan etis seputar penggunaan AI, terutama terkait hak cipta dan persetujuan eksplisit dari pencipta.
Meskipun ada kekhawatiran tentang penggantian pekerjaan manusia oleh AI, Victoria tetap optimis bahwa intervensi manusia masih sangat diperlukan, terutama untuk memastikan integrasi elemen ke dalam gim dengan lancar.
“Dulu orang-orang berpikir bahwa penangkapan gerak akan menghilangkan animator. Namun di sinilah kami, menyempurnakan data penangkapan gerak sebelum mengimplementasikannya ke dalam gim,” katanya.
Victoria juga menekankan pentingnya peran pemerintah dalam mengeluarkan kebijakan yang tepat untuk melindungi pekerja di dunia hiburan dari dampak negatif AI.
“Pemerintah di semua negara harus mengantisipasi kehadiran AI agar ada batasan dan standar industri,” pungkasnya.
Laporan ini menjadi panggilan bagi industri untuk menavigasi perubahan yang dibawa oleh AI dengan bijaksana. Dengan kebijakan yang tepat, AI dapat menjadi alat yang membantu pekerja, bukan menggantikannya.
HENNI S.
Discussion about this post