youngster.id - Masa pandemi yang membatasi kegiatan tatap muka turut mempengaruhi proses belajar dan mengajar di sekolah. Kondisi ini secara langsung juga mendorong manusia untuk lebih meningkatkan pemanfaatan teknologi dalam pendidikan.
Kondisi itu menjadi sebuah tantangan bagi bangsa Indonesia untuk bisa beradaptasi dengan sistem pendidikan baru yang mengandalkan teknologi.
Oleh karena itu, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersinergi dengan Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi berupaya agar kegiatan adopsi teknologi digital di sektor pendidikan dilaksanakan. Tujuannya, untuk menciptakan pembelajaran yang bermakna dan menyenangkan di seluruh pelosok Indonesia dari Sabang sampai Merauke.
Sinergi tersebut diwujudkan dengan dilaksanakannya Webinar Nasional bertajuk “Teknologi Digital untuk Pendidikan” yang merupakan salah satu dari rangkaian program Adopsi Teknologi Digital di Sektor Pendidikan. Direktur Ekonomi Digital Kemenkominfo RI, I Nyoman Adhiarna dalam paparannya menyatakan Kemenkominfo telah melakukan adopsi teknologi digital untuk 6 sektor strategis termasuk sektor pendidikan.
“Rangkaian adopsi teknologi digital di sektor pendidikan pada tahun 2021 sudah kami laksanakan di 10 kawasan, yakni Kab. Pemalang, Kab. Kuningan, Kab. Tasikmalaya, Kab. Malang, Kab. Kudus, Kab. Lombok Tengah, Kota Palu, Kab. Magelang, Kab. Banyuwangi, dan Provinsi Bali. Total sekolah yang sudah berhasil diikutsertakan dalam program ini adalah 360 sekolah yang terdiri dari jenjang SD, SMP, SMA, dan SMK. Kami berharap teknologi yang diadopsi dapat diimbaskan dan diadopsi dengan cepat kepada sekolah – sekolah di sekitar kawasan tersebut,” kata Nyoman, dalam keterangannya (23/12/2021).
Sementara itu, Yaswardi selaku Direktur GTK Pendidikan Menengah dan Pendidikan Khusus Kemendikbudristek, mengatakan bahwa pandemi Covid-19 memang telah memaksa dunia pendidikan untuk bisa sesegera mungkin melakukan transformasi digital. Begitu pun dengan pelakunya, baik guru dan murid dituntut untuk bisa cepat beradaptasi dengan sistem belajar dan mengajar yang baru.
“Kegiatan pembelajaran dapat dilakukan secara daring maupun secara blended learning. Peningkatan kompetensi bagi guru dapat dilakukan melalui bimtek maupun secara blended learning, guru belajar dan berbagi pelatihan/Bimtek yang dilakukan secara full daring,” paparnya.
Menurut data dari Kemendikbudristek, hingga saat ini 1.062.342 pendidik dan tenaga kependidikan yang berasal dari 224.377 sekolah telah mengikuti pelatihan atau bimtek.
Google Master Trainer, kolaborasi antara Kemendikbudristek dengan google for education dan REFO peserta secara terpilih akan dilatih secara intensif terkait dasar-dasar keahlian Penggunaan Google suite for education dan di persiapkan untuk pengambilan sertifikasi Internasional Google Certified educator (Sertifikat Pendidik Google) Level 1.
Webinar ini turut menghadirkan, Edria Albert (CTO/Co-Founder Pahamify), Sugiyanto Yonnatan (Education Lead Google Cloud Indonesia), Andes Rizky (Leader of Indonesia VR/Arassociation), sebagai narasumber.
“Pahamify turut serta dalam setiap rangkaian adopsi teknologi digital Kemenkominfo RI, mulai dari workshop di sejumlah wilayah di Indonesia hingga pelaksanaan webinar nasional. Keikutsertaan Pahamify dalam webinar nasional Kominfo RI ini diharapkan dapat mendorong kapasitas bapak dan ibu guru untuk bisa lebih memahami perkembangan teknologi digital yang membantu proses belajar dan mengajar di kelas,” kata Edria Albert, CTO/CO-Founder Pahamify.
DItambahkan Edria, sejak awal pandemi COVID-19 hadir di Indonesia pada Maret 2020 lalu Pahamify telah menjalankan sejumlah inisiatif bagi pendidikan di Indonesia. Antara lain dengan memberikan diskon hingga akses gratis untuk konten belajar; menyelenggarakan program #BelajarJam6Pagi secara gratis untuk persiapan UTBK; mendukung metode flipped classroom melalui program Sekolah Bareng Pahamify; hingga berkolaborasi dengan Kemendikbudristek melalui Gerakan Bersama Hadapi Korona dan menjadi salah satu penyedia konten pada program Belajar Dari Rumah (BDR) di TVRI.
FAHRUL ANWAR
Discussion about this post