Telkom Dukung Pesantren Go Digital Dengan Kartu Santri

Pelatihan Kewirausahaan di Pesantren Al-Tsaqofah pimpinan KH. Said Agil Sirodj di Jakarta. (Foto: istimewa/youngster.id)

youngster.id - Merujuk data Kementrian Agama RI, pada tahun 2020 ini terdapat 28.194 pesantren dengan 5 juta santri mukim se-Indonesia. Hal ini mendorong PT Telkom berkomitmen untuk terus mendampingi transformasi digital di ekosistem pesantren melalui program Pesantren Go Digital. Salah satunya dengan memperkenalkan kartu santri.

“Kami berkomitmen terus mendampingi para santri pada transformasi digital ini, sehingga kelak muncul para santri yang selain menguasai ilmu agama, juga menjadi seorang santri digital,” kata Zuhed Nur, Tribe Leader Financial Technology PT Telkom dalam Pelatihan Kewirausahaan di Pesantren Al-Tsaqofah pimpinan KH Said Agil Sirodj di Jakarta, akhir pekan lalu.

Tahap awal, modernisasi pesantren ini dilakukan pada 50 pesantren dengan memanfaatkan tujuh wilayah regional PT Telkom se-Indonesia.

Zuhed Nur mengungkapkan, salah satu pembekalan yang dilakukannya akhir pekan lalu adalah pengenalan Kartu Santri. Yakni kartu fintech yang memudahkan administrasi santri di lingkungan pesantren. Di dalamnya berisikan menu Identitas Digital, Alat pembayaran Digital, Top Up Saldo, hingga Monitoring oleh Orang Tua.

“Sekalipun penggunaan ponsel cerdas di pesantren umumnya terbatas, namun santri tetap bisa melakukan transaksi digital khususnya pembayaran dan pembelian pada merchant tertentu. Termasuk orang tua bisa dapat mengirim uang, memonitor transaksi dan saldo, hingga belanja terkelola tanpa perlu kembalian,” katanya.

Salah satu layanan teknologi keuangan PT Telkom tersebut juga dilengkapi digital wallet yang dapat diisikan dari berbagai kanal perbankan. Di saat bersamaan, canggihnya juga dapat mendukung proses pembelajaran, seperti media pencatat absensi hingga merekam aktivitas di kelas hingga perpustakaan.

Proses registrasi, sambung dia, relatif mudah yakni diawali pesantren membuat data santri sesuai format yang sudah ditentukan. Setelah itu, data didata secara keseluruhan guna memperoleh virtual account (VA) Bank Mandiri dan BNI. Jika VA sudah ada, maka bisa dibuatkan kartu untuk selanjutnya santri mengganti PIN temporer nya.

“Ketika sudah transaksi, santri cukup membawa Kartu Santri ke merchant untuk dipindai dan masukkan PIN untuk nanti muncul struk transaksi. Saldo santri akan terpotong sementara saldo merchant bertambah sebagaimana umumnya transaksi digital,” katanya.

Zuhed melanjutkan, proses top up Kartu Santri pun sangat simpel. Yakni orangtua santri/santri bisa menggunakan mobile banking, internet banking, hingga ATM. Ada pula cara lebih mudah yakni mendatangi Koperasi/unit usaha pesantren dengan membawa kartu tersebut. Di lain sisi, orang tua bisa memonitor saldo dan transaksi dengan mengakses kartusantri.tmoney.co.id.

Selain fintech, program Pesantren Go Digital PT Telkom juga memfasilitasi layanan berupa desain laman sendiri, edukasi pesantren, e-commerce, toko daring, serta konektivitas. Saat ini diperirakan ada 18 juta orang yang santri dengan kurang lebih 1,5 juta tenaga pengajar.

 

STEVY WIDIA

Exit mobile version